Fun Learning: Penerapan Monopoli Tingkatkan Literasi Numerasi Siswa SD

oleh
Siswa kelas 1 SDN Kembangkuning, Kecamatan Pituruh, tampak asik mengikuti pembelajaran Mono Fun yang diperkenalkan mahasiswa PGSD UMPWR - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar, mahasiswa semester 3 Prodi PGSD Universitas Muhammadiyah (UMPWR), melaksanakan kegiatan pembelajaran literasi dan numerasi berbasis fun learning menggunakan media pembelajaran monopoli.

Bertempat di SDN Kembangkuning, Kecamatan Pituruh, Rabu (20/11/2024), kegiatan Fun Learning diikuti siswa kelas 1 berjumlah 7 anak.

Dalam kegiatan ini, para mahasiswa PGSD UMPWR dari kelompok 5 yang beranggotakan
Rohmat Wahidin Nur Hidayah (232180050), Ardita Ainur Rahma (232180156), Nayla Mertha Sauninda (232180161), Fia Fibriyanti (232180171) dan Revita Dwi Anugrah Putri (232180175) memperkenalkan media pembelajaran yang inovatif bernama ‘Mono Fun’.

Dipandu oleh Revita Dwi Anugrah Putri, kegiatan diawali dengan pemaparan media pembelajaran monopoli yang diberi nama ‘Mono Fun’, serta tata cara permainannya yang dilakukan oleh Fia Fibriyanti dan Nayla Mertha Sauninda.

Selanjutnya, peserta diajak untuk bermain langsung menggunakan media pembelajaran monopoli ‘Mono Fun’. Sebelum permainan dimulai, peserta dibagi menjadi 2 kelompok untuk dimainkan dalam 2 sesi .

Kemudian mereka melakukan hompimpa untuk menentukan siapa yang akan berjalan terlebih dahulu. Permainan sesi 1 dilakukan oleh kelompok 1. Dalam permainan ini, secara tidak langsung dapat mengasah kemampuan anak dalam membaca dan berhitung.

Sebelum berjalan pada petak-petak monopoli, siswa harus melempar dadu terlebih dahulu lalu menghitung jumlah titik dadu yang diperoleh, kemudian saat berjalan pada petak-petak kolom, mereka juga harus melangkah sambil menghitung.

Saat pion yang dipegang berhenti pada petak biasa, mereka harus membaca kosa kata atau menghitung angka yang ada dalam petak tersebut. Jika mereka dapat membaca atau menghitung dengan benar, mereka dapat menetap pada petak tersebut.

Sedangkan jika siswa salah, mereka harus mundur sebanyak 1 petak. Kemudian, apabila mereka berhenti pada petak kesempatan atau dana umum, mereka harus menjawab pertanyaan yang tersedia. Pertanyaan akan dibacakan oleh teman mereka sendiri.

Apabila mereka berhasil menjawab pertanyaan, mereka dapat menetap pada kolom tersebut, tetapi jika mereka gagal menjawab pertanyaan mereka harus mundur sebanyak 2 petak.

Kemudian, apabila mereka berhenti pada petak penjara, mereka dilarang bermain sebelum masing-masing dari teman mereka melempar dadu. Permainan dianggap selesai apabila mereka berhasil kembali pada petak start. Untuk sesi 2 dilanjutkan oleh kelompok 2 dengan tata cara permainan yang sama.

Pada kesempatan tersebut, Revita menjelaskan, bahwa Mono Fun merupakan media pembelajaran yang terinspirasi dari permainan monopoli, yang kemudian kami terapkan dengan metode fun learning.

“Yang melatarbelakangi Mono Fun, karena saat ini banyak sekali faktor yang menjadi penghambat dalam kegiatan pembelajaran. Salah satunya yaitu kurangnya minat dan motivasi dalam belajar,” ujar Revita.

Ardita Ainur Rahma, mahasiswa lainnya menambahkan, bahwa kegiatan ini sangat penting karena sangat berguna untuk kedepannya nanti. Contohnya untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, pengambilan keputusan dan masih banyak lagi.

Atas pelaksanaan Mono Fun, salah satu peserta, Diva, menyatakan, bahwa dia merasa sangat terbantu dengan informasi yang diberikan, terutama tentang operasi menghitung penjumlahan dan pengurangan.

Menurutnya, itu sangat berguna untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya seperti pada saat mengelola uang saku pribadi. Selain itu, dia juga merasa terbantu dengan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya, karena selain belajar, dia juga diajak untuk bermain bersama.

“Sehingga kami mudah untuk memahami materinya dan kami jadi tidak mudah bosan,” kata Diva.

Kegiatan pembelajaran Mono Fun menggunakan media monopoli ini diakhiri dengan penyerahan media pembelajaran kepada wali kelas

Ketua pelaksana kegiatan, Rohmat Wahidin Nur Hidayah, berharap agar kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan di masa mendatang untuk senantiasa meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.

“Apalagi banyak anak zaman sekarang yang cenderung malas belajar dan mudah bosan saat belajar,” ujar Rohmat, Selasa (31/12/2024).

Hal itulah, kata Rohmat, yang membuat pihaknya tergerak untuk membuat sebuah media pembelajaran yang bermanfaat dan menyenangkan bagi siswa, di mana pembelajaran tersebut dapat membangunkan minat mereka dalam belajar.

“Sehingga mereka ingin belajar karena didasari atas kemauan mereka sendiri, bukan atas dasar keterpaksaan ataupun karena perintah,” terang Rohmat.

Melalui kegiatan tersebut, sebut Rohmat, pihaknya berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi anak kelas 1 yang merupakan kelas paling dasar dan merupakan pondasi utama untuk terus berlanjut ke kelas selanjutnya.

Dengan menjadikan pembelajaran sebagai permainan yang menyenangkan, diharapkan siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan tidak merasa bosan saat belajar.

“Rencananya, acara serupa akan digelar lagi pada kesempatan yang akan datang.Kontak untuk Informasi lebih lanjut,” pungkas Rohmat. (Jon)