Keren, MA An Nawawi Berjan Purworejo Dinobatkan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional

oleh
Kepala MA An Nawawi Berjan Purworejo Sahlan, S.Ag., MSI., didampingi Esti Andriani Utami, S.Pd., Sekertaris Tim Adiwiyata dan Waka Kesiswaan Lailatul Machsunah, S.H.I., dengan penghargaan yang diterima - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – MA An Nawawi Berjan Purworejo dinobatkan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional. Hal itu ditandai dengan diterimanya penghargaan menjadi Sekolah Adiwiyata Nasional pada Rabu (02/10/2024) di Audutorium Dr.Ir. Soedjarwo Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta.

Penghargaan diserahkan oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Drs Alue Dohong, M. Sc., Ph.D., dan diterima oleh Kepala MA An Nawawi Berjan Purworejo H. Sahlan, S.Ag., MSI., yang pada kesempatan tersebut didampingi Esti Andriani Utami, S.Pd., Sekertaris Tim Adiwiyata MA An Nawawi Berjan Purworejo dan Waka Kesiswaan Lailatul Machsunah, S.H.I.

MA An Nawawi Berjan Purworejo menjadi salah satu dari 104 Sekolah Adiwiyata Nasional dari Provinsi Jawa Tengah yang mendapatkan penghargaan tersebut. Selain Adiwiyata Nasional, pada kesempatan tersebut juga ada pemberian penghargaan bagi Sekolah Adiwiyata Mandiri.

Atas diterimanya penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional tersebut, Kepala MA An Nawawi Berjan Purworejo, Sahlan, merasa bangga. Penghargaan bergengsi tersebut diberikan bagi sekolah yang berkomitmen terhadap lingkungan.

“Harapannya setelah menjadi Sekolah Adiwiyata Nasional, kami dapat mempertahankan budaya peduli lingkungan, itu yang paling penting. Karena mempertahankan lebih sulit daripada mengawali,” ujar Sahlan, Kamis (03/10/2024), didampingi Sekertaris Tim Adiwiyata MA An Nawawi Berjan Purworejo Esti Andriani Utami.

Esti menambahkan, MA An Nawawi Berjan Purworejo tinggal selangkah lagi menuju Sekolah Adiwiyata Mandiri. Sebenarnya pihaknya sudah siap menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri, meski banyak sekali aspek yang harus disiapkan.

“Untuk mempersiapkan menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri tentunya kita harus saling menguatkan. Kesolidan seluruh warga madrasah harus tetap dijaga untuk agar lingkungan madrasah tetap asri,” ujar Esti.

Disampaikan, salah satu syarat utama menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri, harus memiliki sekolah binaan. Minimal harus ada dua sekolah binaan, bisa tingkat SD, SMP ataupun SMA dan Sederajat sampai sekolah tersebut menyandang gelar Sekolah Adiwiyata.

“Insya Allah di tahun 2025 kita akan mengajukan menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri,” kata Esti.

Menurut Esti, tahapan menjadi Sekolah Adiwiyata Nasional diawali dengan menjadi Sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten, yang dilanjutkan ke tingkat provinsi di tahun 2023 lalu di bulan Juni. Akhir Mei 2024 mengajukan ke tingkat nasional, dilanjutkan dengan pengiriman berkas di bulan Juni 2024.

Yang dinilai dalam pemilihan sekolah Adiwiyata, sebut Esti, yang tingkatannya diawali dari kabupaten, provinsi hingga nasional, ada 29 indikator. Dari indikator tersebut, garis besarnya diantaranya terkait dengan kurikulum operasional madrasah. Apakah didalamnya itu memuat gerakan Adiwiyata atau tidak dalam visi misinya.

Juga tentang gerakan konservasi air, konservasi energi, inovasi, pengelolaan sampah, pemeliharaan dan penanaman tanaman atau pohon serta kebersihan, sistem drainase dan fungsi sanitasi.

Untuk mempertahankan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional, terang Esti, terutama pada budaya untuk mencintai lingkungan. Contoh kecilnya adalah membuang sampah sesuai dengan jenis sampahnya, tidak boros energi. Terkait dengan pemeliharaan dan penanaman harus lebih giat lagi dalam merawat.

Di MA An Nawawi Berjan Purworejo, kata Esti, ada Tim Duta Adiwiyata yang memiliki tugas utama mengkoordinir teman-teman siswa yang lain untuk ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan Adiwiyata.

“Yang paling utama menciptakan budaya cinta lingkungan itu sendiri terhadap anak-anak. Karena peran peserta didik menjadi salah satu poin penting ketika kita ingin mempertahankan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional,” pungkas Esti. (Jon)