Kolok di desa Bengkala menjadi sebuah fenomena yang sudah ada sejak ratusan tahun silam. Menurut Kantha, kondisi desa Bengkala, mirip dengan penduduk San Jose, Kosta Rika, yang daya pendengarannya berangsur merosot hingga akhirnya hilang sama sekali. Desa Bengkala sekaligus menempati urutan kedua penderita kolok setelah penduduk San Jose.
Karena kehidupan yang sudah menyatu antara penderita kolok dengan warga yang lain, mereka akhirnya menyatu dalam perkawinan. Dari situ, generasi berikutnya seperti mewarisi genetik Kolok secara turun temurun.
Seperti I Made Pinda yang seluruh keluarganya menderita bisu tuli. Kedua orangtua dan dua saudara kandungnya juga mengalami hal yang sama. Tiga mantan istrinya, dua anak dan kedua saudara ipar Pinda juga demikian.
Tapi di luar itu, menurut Kantha, ada juga yang tidak mewariskan kolok meski ada satu keluarga yang menderita bisu tuli. Menurutnya, salah satu warga disana bernama Kadek Srisari yang menikah dengan orang kolok bernama I Wayan Ngarda tidak mewariskan keturunan kolok. Pasangan ini ternyata memiliki dua putra dan putri dengan pendengaran normal serta mampu berbicara.
“Nah, itulah yang sampai saat ini kami belum tahu. Kalau bilang ada cerita mitos, ya kami juga percaya. Tapi diluar itu, banyak peneliti bahkan dari luar negeri datang kemari untuk mencari jawaban dari fenomena di desa kami. Artinya, keanehan ini bisa dijelaskan secara ilmu pengetahuan. Tapi, sampai sekarang pun belum ada jawaban yang benar-benar bisa membuka misteri yang ada,” kata Kantha.