KORANJURI.COM – Sekjen Gibranholic Prof Boy Arsa menerima kunjungan dan aspirasi dari puluhan Kades Kabupaten Wonogiri dan Perwakilan Kades Soloraya di Rumah Aspirasi Gibranholic Manahan Surakarta, Jumat (1/3/2024).
Hadir juga mantan Sekda era Walikota Surakarta Joko Widodo, Supradi dan pegiat sosial Tety serta beberapa tokoh masyarakat Juwangi Boyolali.
Prof Boy Arsa mengatakan kepala desa, perangkat desa serta pendamping desa, dapat bersinergi bagaimana pengelolaan dan perencanaan desa bisa tepat sasaran hingga bisa menggerakkan ekonomi dan pembangunan desa.
“Dengan menggerakkan ekonomi, desa akan mandiri dan produktif dalam menghasilkan produk-produk yang baik. Dengan demikian tidak saja berimbas pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga memajukan dan mengembangkan desa,” ujarnya.
Selain itu, Prof Boy Arsa juga mengharapkan Kades mengoptimalkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), karena itu dapat mendorong peningkatan pendapatan masyarakat, baik yang berkembang menurut adat istiadat dan budaya setempat, maupun kegiatan perekonomian yang diserahkan untuk dikelola oleh masyarakat melalui program atau proyek pemerintah dan pemerintah daerah.
“BUMDes diharapkan mampu memaksimalkan potensi masyarakat desa dari aspek ekonomi, sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Sekaligus menyerap tenaga kerja desa, meningkatkan kreatifitas dan membuka peluang usaha ekonomi produktif mereka yang berpenghasilan rendah,” kata Boy Arsa.
Ekonomi Kreatif dan Desa Wisata
Boy Arsa juga mengajak seluruh Kepala Desa untuk terus mengoptimalkan pelaksanaan program prioritas nasional sesuai kewenangan Desa. Oleh karenanya dibutuhkan pendataan potensi Desa dan pengembangan Desa Wisata.
Termasuk, menguatkan ketahanan pangan nabati dan hewani serta mengembangkan Desa inklusif untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat secara menyeluruh.
Dengan demikian, pembangunan Desa dapat terealisasi lebih maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa.
“Pendataan dan pemetaan potensi sumber daya Desa, sebagai upaya memperluas kemitraan untuk pembangunan Desa. Baik pendataan potensi dan sumber daya pembangunan Desa, pengelolaan TIK maupun pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana Desa Wisata,” jelasnya.
Ditambahkan, Kepala Desa juga dapat melakukan promosi Desa Wisata melalui gelar budaya berbasis digital. Berikut pelatihan pengelolaan Desa Wisata dan memperluas kerjasama dengan pihak ketiga untuk investasi Desa Wisata. Termasuk percepatan penanganan stunting.
Sementara, Koordinator Kades Kabupaten Wonogiri Sulistyo mengapresiasi dan mendukung ajakan Sekjen Gibranholic.
Sulistyo mengungkapkan Dana Desa memberikan efek untuk meningkatkan kemandirian Desa. Dalam aplikasinya di lapangan, hal itu diwujudkan dengan pemberdayaan masyarakat Desa.
“Ini yang terus kami pacu dengan pengukuran kemandirian Desa sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa,” kata Sulistyo.
Terkait dengan pengembangan Desa Wisata, pihaknya juga sepakat hal itu menjadi program prioritas desa. Sehingga menjadikan desa sebagai sebuah destinasi pariwisata dengan cara memadukan daya tarik wisata alam dan budaya, layanan fasilitas umum pariwisata, serta aksesibilitas yang memadai dengan tata cara dan tradisi kehidupan masyarakat desa.
“Daya tarik desa wisata pasti akan menarik wisatawan untuk mengunjungi desa tersebut. Hal tersebut harus beriringan dengan upaya pengembangan desa wisata sebagai langkah agar desa wisata semakin digemari,” pungkasnya. (*)