SMPN 10 Purworejo Berikan Edukasi Digital Bagi Siswa

oleh
Foto bersama dalam kegiatan Edukasi Digital Bagi Siswa di SMPN 10 Purworejo - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – SMPN 10 Purworejo menggelar kegiatan Edukasi Digital Bagi Siswa, yang diikuti pengurus OSIS sebanyak 20 siswa.

Dibuka oleh Kepala SMPN 10 Purworejo, Kasinah, S.Pd., M.M., kegiatan bertema ‘Optimalisasi Literasi Digital untuk Mendukung Produktivitas dan Keamanan di Era Digital’, ini berlangsung selama dua hari, dari Jum’at (29/11/2024) hingga Sabtu (30/11/2024).

Dua narasumber yang merupakan guru SMAN 8 Purworejo, Budiarti, S.Pd., dan Nur Fahrudin, S.Tr.Kom., serta narasumber internal yang ahli di bidang IT, Ghofarudin Kusaini, S.Pd., menjadi pemateri dalam kegiatan ini.

Waka Kesiswaan SMPN 10 Purworejo Gono, S.Pd., M.Pd., menyebut, selama dua hari pelaksanaan kegiatan, di hari pertama, Jum’at (29/11/2024), materi yang disampaikan tentang Memahami Literasi Digital di Era Modern.

Kepala SMPN 10 Purworejo Kasinah, S.Pd., M.M., saat membuka kegiatan Edukasi Digital Bagi Siswa, Jum’at (29/11/2024) – foto: Koranjuri.com

“Dalam hal ini siswa diberikan pemahaman tentang definisi, pentingnya literasi digital dan dampaknya pada produktivitas,” jelas Gono, Sabtu (30/11/2024).

Materi lainnya, Optimalisasi Alat Digital untuk Produktivitas Kerja dan Belajar. Siswa diberikan pemahaman tentang Tools digital (Google Workspace, Trello, Canva) dan cara menggunakannya secara efektif.

Materi lainnya, Memanfaatkan Media Sosial secara Positif dan Produktif. Siswa diberikan pelatihan tentang strategi menciptakan konten edukatif dan etis di media sosial.

Kegiatan hari pertama diakhiri dengan praktek Latihan Membuat Konten Digital Produktif. Dalam hal ini siswa praktik membuat konten singkat berbasis aplikasi (Canva atau CapCut).

“Dari praktek ini hasilnya dievaluasi oleh pemateri,” jelas Gono.

Hari kedua kegiatan, Sabtu (30/11/2024), diawali dengan review materi hari pertama, dilanjutkan dengan penyampaian materi Keamanan Siber: Melindungi Data dan Privasi Digital. Dalam hal ini siswa diberikan penjelasan tentang resiko keamanan siber, tips mengamankan data pribadi, dan mengenali serangan phishing.

Materi lainnya, Etika Digital: Bijak dalam Menggunakan Teknologi. Dalam hal ini siswa diajarkan tentang etika komunikasi digital, hak cipta dan hoaks.

Dilanjutkan dengan materi Manajemen Waktu Digital: Menghindari Burnout di Era Digital. Siswa diberikan pengetahuan tentang mengelola waktu layar dan menjaga keseimbangan digital.

Kegiatan dilanjutkan dengan Workshop Interaktif Simulasi Keamanan Digital dan Produktivitas. Dalam hal ini peserta diajak mempraktikkan pengamanan akun, menyusun jadwal digital produktif, dan diskusi kelompok.

“Kegiatan hari kedua diakhiri dengan penutupan dan evaluasi pelatihan, ulasan materi dan pembagian sertifikat kepada peserta,” terang Gono.

Dia mengungkapkan, yang melatarbelakangi adanya kegiatan Edukasi Digital Bagi Siswa ini, untuk menyikapi kondisi saat ini, dimana generasi muda (siswa) yang kurang santun, kurang pintar dalam menggunakan internet (medsos).

Pihaknya, kata Gono, dengan kegiatan ini diharapkan siswa bisa lebih bijak lagi dalam menggunakan internet (medsos). Dengan penyampaian beberapa materi oleh narasumber, akan semakin menambah pengetahuan dan ketrampilan bagi siswa, yang sangat mendukung untuk pembelajaran.

“Setelah siswa memahami etika dalam bermedia sosial, maka hal itu bisa mensukseskan kemajuan sekolah. Dari para peserta ini, mereka juga punya kewajiban untuk menyebarkan/mensosialisasikan kepada teman-teman lainnya,” kata Gono.

Siswa, kata Gono, karena dibekali dengan ilmu pengetahuan yang kekinian, mereka tidak ketinggalan informasi, tidak ketinggalan jaman. Karena saat ini eranya digital, siswa harus tahu tentang digitalisasi.

“Setelah memahami akan pentingnya bijak dalam bermedia sosial, dengan ilmu yang didapat, hal itu bisa dikembangkan yang akan bermanfaat untuk mendukung pembelajaran,” harap Gono.

Kepala SMPN 10 Purworejo, Kasinah, S.Pd., M.M., juga berharap, setelah mendapatkan materi dari narasumber yang ahli di bidangnya, siswa diharapkan bisa lebih bijak lagi dalam Bermedia Sosial.

“Jadi anak ini harus sudah mulai bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Karena rekam jejak digital ini akan melekat hingga 30 tahun lamanya. Dan rekam jejak digital itu akan disampaikan, entah kapan berlakunya,” ujar Kasinah.

Menurutnya, lembaga negara ataupun swasta nantinya akan menggunakan rekam jejak digital ini untuk menerima mereka dalam bekerja atau melanjutkan pendidikannya. Jadi kalau rekam jejaknya negatif, pastinya tidak diterima.

“Jadi anak-anak harus merubah rekam jejak digital ini dengan hal-hal yang bersifat positif,” pungkas Kasinah. (Jon)