KORANJURI.COM – SMPN 30 Purworejo menggelar kegiatan IHT (In House Training) tentang Penyusunan Program Kegiatan Sekolah. Kegiatan yang diikuti semua guru dan karyawan serta bagian tata usaha ini berlangsung selama tiga hari, dari Kamis (17/07/2024) hingga Sabtu (20/07/2024).
Secara seremoni, kegiatan IHT dibuka oleh Ketua Komite Slamet Rahayu. Selain diikuti semua guru dan karyawan, dalam pembukaan IHT juga dihadiri pengurus komite serta parenting kelas 7, 8 dan 9.
Kepala SMPN 30 Purworejo Amir, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan, pihaknya sengaja menghadirkan jajaran komite dan pengurus dalam pembukaan IHT, karena kedepannya dalam membicarakan masalah kegiatan sekolah akan melibatkan komite dan parenting.
“Jadi tidak hanya sekolah saja. Karena yang punya kewajiban untuk mengelola sekolah tidak hanya guru tapi juga orangtua siswa,” jelas Amir, Sabtu (20/07/2024).
Didalam pelaksanaan IHT ini menurut Amir, ada perbedaan di tahun-tahun sebelumnya, meski dari materi relatif sama. Jika sebelumnya IHT dilakukan pada saat sudah masuk sekolah, yang dilaksanakan usai jam pelajaran, untuk tahun ini dilakukan sebelum siswa masuk.
“Supaya saat siswa sudah mulai masuk, untuk pembelajaran di tahun pelajaran 2024/2025 sudah bisa dilaksanakan sesuai yang direncanakan/diprogramkan,” ujar Amir, yang didampingi Drs Supadi Abdul Tohir, M.M., Wakil Kepala Sekolah sekaligus Ketua Panitia IHT.
Amir menambahkan, di SMPN 30 Purworejo sendiri untuk jumlah siswa baru mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Dari target 192 siswa baru, tahun ini hanya bisa menerima 170 siswa untuk 6 rombel. Penurunan terjadi karena situasi dan kondisi.
“Siswa baru ini akan menjalani MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) dari Senin (22/07/2024) hingga Rabu (24/07/2024). Disaat siswa kelas 7 menjalani MPLS, untuk kelas 8 dan 9 ada pendidikan karakter dari Polsek dan Koramil,” terang Amir.
Tohir menambahkan, dalam IHT ini, semua urusan/bidang yang ada di sekolah menyampaikan programnya selama setahun kedepan seperti apa untuk kemudian ditanggapi. Dalam tanggapan ini akhirnya diketahui apakah program tersebut perlu penyempurnaan atau tidak
“Hari pertama kita menyampaikan program-program dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, empat urusan (kesiswaan, kurikulum, humas dan sarpras) serta tata usaha,” jelas Tohir.
Hari kedua IHT, melanjutkan penyampaian program dari wakaur (wakil kepala urusan) serta penyampaian tentang persiapan mengajar dari mulai menghitung minggu efektifnya, membuat rencana-rencana program tahunan, semester hingga program pembelajaran.
Kegiatan tersebut berlanjut hingga hari ketiga yang dilanjutkan dengan membuat kelompok kecil di MGMP mapel. Tiap mapel menindaklanjuti yang sudah diprogramkan sampai terbentuk perangkat pembelajaran.
Meskipun pembahasan belum tuntas semua di hari terakhir IHT termasuk bahan ajar, kata Tohir, namun untuk bahan ajar atau RPP di minggu-minggu pertama sudah bisa dilaksanakan. RPP ini disempurnakan sambil berjalannya waktu.
“Tapi setidaknya program tahunannya setahun kedepan mau apa, bahannya sudah terangkai semua,” ujar Tohir.
Tujuan dari IHT ini, menurut Tohir, bahwa pihak sekolah ingin memaksimalkan atau mengoptimalkan, bagaimana melayani siswa dengan memberikan yang terbaik.
“Dengan perencanaan yang matang, maka pelayanan yang diberikan ke siswa akan lebih maksimal,” pungkas Tohir. (Jon)