Dimana akhir-akhir ini, kata Nuryadin, ‘penyakit’ ini sangat mengkhawatirkan dunia pendidikan di Indonesia, baik dari tingkat dasar, menengah hingga perguruan tinggi.
Hal ini menurut Nuryadin, sebagai jawaban salah satu kegelisahan di Jogja. Dimana sebagai kota pelajar berhati nyaman, keberadaan Jogja dipertanyakan karena akhir-akhir ini merebak banyak kasus. Misal klithih, seks bebas sehingga masyarakat di luar Jogja agak enggan kuliah di Jogja.
Dengan adanya usaha dari kampus, dengan adanya tim penaggulangan seks bebas ini diharapkan keberadaan Jogja sebagai kota pelajar yang aman dan nyaman untuk meraih ilmu bisa dikembalikan.
“Kita betul-betul ingin mengembalikan Jogja berhati nyaman,” ungkap Nuryadin.
Dia berharap, dengan terbentuknya panitia seleksi ini akan mampu memilih dan menyiapkan tim yang akan melaksanakan agenda-agenda aksi yang berkaitan dengan penanggulangan kekerasan seksual yang meliputi mahasiswa, dosen dan seluruh civitas.
“Semoga tim bisa melaksanakan tugas dengan baik sehingga mahasiswa kita merasa nyaman dan terlindungi. Kita harapankan anak-anak lulusan SMA di luar Jogja akan tertarik kuliah di Jogja, khususnya di STIKes Bantul,” pungkas Nuryadin. (Jon)