KORANJURI.COM – Untuk meningkatkan konsumsi gizi bagi siswa, SMKN 3 Purworejo melaunching program ‘Sarju Mayo Tape’ atau Sarapan Jum’at Pagi Sayur Ijo Tahu Tempe.
Dalam kegiatan ini, setiap Jum’at pagi semua warga sekolah terdiri dari guru, siswa dan karyawan sarapan pagi bersama di halaman sekolah dengan makanan yang mereka bawa dari rumah dengan komposisi nasi, sayur dan tahu tempe untuk lauknya.
Sarju Mayo Tape perdana dilakukan Jum’at (01/11/2024) pagi. Tanpa ada batas dan jarak, guru, siswa dan karyawan berbaur menjadi satu sarapan pagi bersama.
Kepala SMKN 3 Purworejo Agus Triyana, S.Pd., menjelaskan, sebetulnya Program Sarju Mayo Tape merupakan program lama yang kini dibranding lagi untuk meningkatkan konsumsi gizi siswa.
“Dulu ada program sosialisasi makanan sehat dengan gizi seimbang dari Dinkes, namun belum dilakukan kembali, dan pada hari ini kami coba melakukan kembali agar berjalan berkelanjutan dan dibranding menjadi program yang dilaksanakan sebulan sekali,” ungkap Agus, di sela kegiatan.
Yang melatarbelakangi Sarju Mayo Tape ini, kata Agus, prihatin dengan serbuan makanan instan yang luar biasa, apalagi makanan cepat saji (fast food, junk food), yang disukai anak-anak. Meski enak di lidah namun gizinya sangat kurang.
Jadi tujuan dari Sarju Mayo Tape ini, sebut Agus, untuk meningkatkan konsumsi gizi bagi anak-anak, karena melihat akhir-akhir ini banyak anak-anak muda mengalami gagal ginjal, mengalami penyakit degeneratif dan sebagainya.
Agus akan menjadikan ini sebagai gerakan di sekolah agar anak-anak sehat sehingga lulusan SMKN 3 Purworejo menjadi lulusan yang tak hanya cerdas dan terampil tapi juga sehat.
“Tujuan kegiatan ini juga untuk menjalin kebersamaan antara siswa dan guru, dengan sarapan bersama, dengan menu yang sama, di tempat yang sama pula,” ungkap Agus.
Dia juga mengucapkan terima kasih atas ide dan dukungan kepada guru-guru penggerak karena kegiatan ini merupakan ide mereka.
Setelah makan bersama, khusus di hari pertama ini untuk anak-anak kelas XI langsung pelajaran dan kelas X dilanjutkan dengan olahraga pagi dan jalan sehat dengan rute seputaran kota Purworejo. Jalan sehat tersebut merupakan akhir dari kegiatan P5 bertema Bangunlah Jiwa dan Raganya.
“Meski rute tidak terlalu jauh namun memberikan kenangan tersendiri, agar mereka semakin kuat dan sehat badannya,” ujar Agus.
Adanya program Sarju Mayo Tape ini tak lepas dari ide 6 orang guru penggerak dari angkatan 6, 9 dan 11. Mereka ini Arie Purwandari, S.Pd, M.Pd., (GP 6 – Ketua LSP), Sukiswati, M.Pd., (GP 6 – Waka Kurikulum),
Annissa Andriyani, S.Pd (GP 6 – Kapro Keahlian Kuliner), Trianita Suryadewi, S.H (GP 6 – Sekretaris Kesiswaan dan Rombel), Suci Widianingsih, S.Pd (GP 9 – Kapro Keahlian Busana) dan Singgih Arif Widodo, S.Pd (GP 11)
“Guru penggerak itu memiliki slogan Tergerak, Bergerak, Menggerakkan. Jadi program ini untuk menggerakkan sekolahan supaya lebih maju dan lebih ada kedekatan dengan anak. Sosialisasi dengan anak lebih mengena. Jadi anak merasa lebih dekat dengan gurunya,” ujar Arie, salah satu guru penggerak.
Menurutnya, kalau bisa di sekolah untuk guru penggerak ini diberikan kesempatan untuk berkembang. Salah satunya diberi tugas tambahan serta diberikan kepercayaan untuk belajar manajerial misal sebagai Waka, Kakomli ataupun koordinator apa yang ada di sekolah.
“Tujuannya supaya guru penggerak ini bisa menggerakkan sekolah ke hal yang lebih baik. Dan ini diawali dari skup terkecil terlebih dahulu dalam lingkungan belajarnya, sekolah, komunitas, dan lebih luas lagi di masyarakat,” pungkas Arie. (Jon)