KORANJURI.COM – Untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan, SMPN 6 Purworejo menggelar kegiatan Workshop Bedah Raport Pendidikan, Sabtu (14/09/2024).
Diikuti semua guru, kegiatan workshop menghadirkan Tri Haryatmo, M.Pd., dari Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jateng.
Pada kesempatan tersebut, Tri Haryatmo menjelaskan, Raport Pendidikan adalah platform yang menyediakan data laporan hasil evaluasi sistem pendidikan. Data yang ada pada Raport Pendidikan diambil dari Asesmen Nasional yang menilai AKM (Asesmen Kompetensi Minimum), Survey Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
“Jadi raport pendidikan ini merupakan laporan komprehensif selama setahun yang dipotret melalui assesment minimum dan sulingjar,” jelas Tri.
Kegiatan tahunan Kemendikbud Ristek itu, kata Tri, kemudian hasilnya dikemas dalam bentuk raport pendidikan. Tiap sekolah pasti akan mendapatkan raport itu sebagai bahan refleksi dan untuk pengembangan sekolah. Jadi raport pendidikan sangat berguna untuk sekolah.
“Sebenarnya ada raport yang diperuntukkan Dinas Pendidikan yang isinya merupakan kumpulan dari raport-raport sekolah. Setelah diakreditasi, kemudian ada hasil kesimpulan daerah. Jadi bagaimana pendidikan jenjang SMP di Purworejo akan kelihatan seperti apa,” jelas Tri.
Manfaat dari raport pendidikan, sebut Tri, sebagai bahan refleksi sekolah. Sekolah oleh Kemendikbud Ristek diberi kewajiban untuk mengembangkan sekolah. Bagaimana supaya pengembagan sekolah itu sesuai kondisi, sesuai dengan kebutuhan.
“Kondisi itu dipotret dengan assesment nasional dan sulingjar yang kemudian hasilnya dijadikan raport pendidikan,” kata Tri, yang juga pengembang teknologi pembelajaran ini.
Bagaimana sekolah menindaklanjuti dari raport pendidikan itu? Menurut Tri, pemerintah sudah mengembangkan suatu sistim , yakni perencanaan berbasis data yang merupakan turunan dari raport pendidikan.
Dimana dalam raport pendidikan itu sekolah sudah diberikan informasi secara detil dan juga kemudian diberikan bagaimana cara memperbaiki sekolah sesuai kondisi dimana akar masalahnya sesuai dengan kondisi. Jadi ada rekomendasi yang harus ditindaklanjuti supaya pengembangan sekolah tepat.
“Harapannya nanti ketika sekolah sudah bisa menganalisis, membedah kemudian sudah merencanakan berbasis data maka nanti pengembangan sekolah benar-benar sesuai kebutuhan, yang endingnya layanan pembelajaran anak terpenuhi,” terang Tri, fasilitator sekolah penggerak ini.
Adanya bedah raport pendidikan ini, menurut Kepala SMPN 6 Purworejo Wahyu Kurnia Lestari, M.Pd., sangat membantu sekolah untuk memperbaiki raport yang kurang baik. Karena ada beberapa penilaian yang mengalami penurunan.
“Sekolah menjadi tahu apa yang harus diperbaiki, caranya seperti apa. Agar punya gambaran sekolah itu akan bagaimana, dalam rangka mewujudkan visi misi sekolah,” jelas Wahyu di sela kegiatan.
Harapan dari pelaksanaan acara ini, kata Wahyu, adalah meningkatnya kualitas pembelajaran dalam rangka membentuk karakter siswa yang lebih baik. (Jon)