KORANJURI.COM – Di Madura dikenal dengan Karapan Sapi. Di Jembrana, Bali, ada tradisi serupa yang disebut Mekepung. Hanya saja, pacuan Mekepung ini menggunakan dua ekor kerbau yang dijoki oleh satu orang.
Adu tanding dalam Mekepung hanya melibatkan dua pemain yang menunggangi bajak kemudian ditarik oleh dua ekor kerbau. Bajak ini disebut warga sebagai bajak lampit lau yang berfungsi untuk melumatkan tanah menjadi lumpur.
“Awal mula tradisi ini berkembang menggunakan bajak lampit lau karena track atau lintasannya berada di sawah yang digenangi air. Tapi lama kelamaan, kendaraannya berubah memakai pedati tapi ukurannya sangat kecil, cuma bisa muat satu orang saja yang tak lain adalah si joki sendiri,” terang Kadek Nuraga, warga Banyubiru, Dusun Banyubiru, Kecamatan Negara beberapa waktu lalu.
Ambisi meraih kemenangan sangat sebanding dengan hadiah yang ditawarkan. Disamping, kebanggaan dan gengsi bagi warga yang wakilnya menjuarai pacuan kerbau ini. Nuraga mengatakan, dalam perlombaan resmi pacuan kerbau ini hadiah yang ditawarkan panitia juga cukup menggiurkan.
Selain tropi, pemenang juga berhak mengantongi uang puluhan juta dan kerbaunya pasti harga jualnya akan melambung berkali lipat.
Pacuan kerbau ini melibatkan kelompok yang berada di sebelah timur sungai Ijo Gading yang disebut dengan blok timur dan diberi nama ‘Regu Ijo Gading Timur’ dengan lambang Bendera warna merah.