KORANJURI.COM – Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali GA. Diah Utari menjelaskan, pada triwulan IV 2023, perekonomian Bali tercatat 5,86% (yoy) atau 5,71% (yoy). Angka tersebut tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 5,36%(yoy).
Dikatakan Utari, level pertumbuhan ekonomi Bali berada lebih tinggi dibandingkan nasional yang tumbuh sebesar 5,04% (yoy).
“Bali menempati peringkat 6 dari 34 provinsi di Indonesia,” kata Diah Utari di Denpasar, Jumat, 9 Februari 2024.
Tingkat pertumbuhan positif itu menurutnya, perlu dipercepat dengan potensi dari sektor potensial di luar pariwisata. Utari mengatakan, sektor pertanian saat ini menyumbang sekitar 15% PDRB Bali.
“Pertanian mampu menyerap hingga 20% tenaga kerja serta berperan penting dalam pengendalian inflasi,” jelasnya.
Perikanan juga termasuk dalam sektor yang memiliki celah pasar terbesar dengan potensi ekspor tinggi. Hanya saja, menurut Utari, pertumbuhan kredit di sub sektor ini, justru terkontraksi karena berisiko tinggi.
Itu tercermin dari tingginya Non Performance Loan (NPL) dan Loan at Risk (LAR).
“Diversifikasi sumber pertumbuhan di luar pariwisata penting untuk menyeimbangkan pertumbuhan antara kawasan utara dan selatan Bali,” ujarnya.
Pengendalian inflasi tidak hanya untuk kestabilan harga jangka pendek namun juga jangka panjang.
Ekosistem rantai distribusi hulu-hilir perlu dibentuk dengan melibatkan Perumda pangan sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Daerah.
“Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sektor potensial memerlukan dukungan kemudahan akses pembiayaan dan dukungan investasi baik melalui perbankan maupun FDI,” jelas GA Utari. (Way)