Hadirkan Guru Besar ITS, Esemkapurwa Purworejo Gelar Kuliah Bestari ‘Futuristika Teknologi Masa Depan’

oleh
Foto bersama usai kegiatan Kuliah Bestari - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – SMK Muhammadiyah Purwodadi (Esemkapurwa) di Purworejo, Jawa Tengah, menggelar Kuliah Bestari bersama Guru Besar ITS, dengan tema “Futuristika Teknologi Masa Depan’, Minggu (03/03/2024).

Kuliah menghadirkan dua narasumber dari ITS (Institusi Teknologi Sepuluh November Surabaya) sebagai pembicara, yakni Ketua Dewan Profesor ITS, Prof. Imam Robandi dan Guru Besar Departemen Teknik Industri ITS, Prof. Budisantoso Wirjodirdjo.

Sebagai peserta dalam kegiatan ini, dari unsur Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Pimpinan Cabang, Majelis Dikdasmen, Kepala Sekolah Muhammadiyah dan perwakilan dari guru BK SMP di Kecamatan Purwodadi, Bagelen dan Ngombol, serta Dosen Pendidikan Teknik Otomotif UMPurworejo.

Kuliah Bestari bersama Guru Besar ITS, dengan tema “Futuristika Teknologi Masa Depan’, Minggu (03/03/2024), di SMK Muhammadiyah Purwodadi, Purworejo – foto: Koranjuri.com

Kepala SMK Muhammadiyah Purwodadi, Sumarjo, S.Fil.I.,M.Pd., menjelaskan, yang melatarbelakangi diambilnya tema ‘Futuristika Teknologi Masa Depan’, karena masa depan adalah tidak pasti. Besok akan muncul teknologi seperti apa, kita belum tau.

“Artinya kita ingin, para narasumber yang paham akan teknologi memberikan arahan. Apabila nantinya teknologi yang akan hadir, kita sudah siap dan paham akan dampak negatifnya. Sehingga mampu untuk mengantisipasi jika memunculkan dampak negatif,” jelas Sumarjo, di sela kegiatan.

Harapannya, kata Sumarjo, ini memberikan motivasi kepada peserta untuk menggunakan teknologi dengan bijaksana. Teknologi itu tergantung yang menggunakan. Artinya bisa negatif dan positif.

“Tergantung mereka yang menggunakan karena bebas Nilai , bisa positif bisa negatif,” terang Sumarjo.

Salah satu narasumber Prof. Imam Robandi menyebut, bahwa penggunaan teknologi ini untuk penyebaran ide-ide cemerlang dari sebuah sekolah. Karena sekolah merupakan pusat peradaban. Jadi jatuh buruknya negara ya dari sekolah ini.

Disinilah, jelas Prof. Imam, nilai-nilai itu harus disebar ke masyarakat. Karena jika masih secara konvensional akan terlalu lama. Jadi teknologi itu harus cepat digunakan. Meski untuk itu juga tidak mudah. Karena masyarakat Indonesia masyarakat yang selalu tertinggal dengan kemajuan teknologi. Dan begitu ketinggal langsung apatis.

“Ini yang kita dorong, adaptabilitas, yakni pertumbuhan teknologi diikuti pertumbuhan manusia memahami teknologi. Namun yang lebih penting, mengaplikasikan pada tekhnologi itu sendiri,” ungkap Prof. Imam.

Untuk sekolah-sekolah, dalam hal ini komunitasnya meliputi guru, kepala sekolah dan pengurus yayasan, menurut Prof. Imam, harus menggunakan teknologi dalam menyebarkan ide-ide peradaban.

Ide-ide peradaban ini merupakan inti dari sekolah. Jadi sekolah sebenarnya bukan membuat pintar siswa, tapi mengantar peradaban lewat siswa. Karena siswa itu akan menjadi manusia dewasa nanti yang akan membangun bangsanya.

“Misal di kelas itu jangan kebanyakan speaking by mouth, tapi sudah harus menggunakan AI, audio visual,” kata Prof. Imam.

Harapannya, ujar Prof. Imam, agar terjadi pertumbuhan teknologi yang cepat disini. Kalau pertumbuhannya cepat, ICT-nya bagus, nanti dari luar Jawa pun bisa bersekolah disini.

“Itu sudah kita praktekkan di banyak tempat,” pungkas Prof. Imam. (Jon)