KORANJURI.COM – SMK Muhammadiyah Purwodadi, Purworejo (Esemkapurwa Purworejo) mengambil langkah maju dalam penguatan pendidikan vokasi dengan menyelenggarakan Pelatihan Pengelolaan Teaching Factory (TEFA), Senin (06/10/2025) lalu.
Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas guru dan tenaga kependidikan dalam mengelola pembelajaran berbasis produksi dan layanan
Berlangsung di ruang pertemuan sekolah, pelatihan ini diikuti oleh seluruh guru dan tenaga kependidikan program keahlian Teknik Otomotif dan dibuka secara resmi oleh Kepala Esemkapurwa Purworejo, Sumarjo, S.Fil., M.Pd.I..
Sumarjo sangat mengapresiasi kegiatan tersebut, sebagai wujud nyata komitmen sekolah dalam mengimplementasikan model Teaching Factory (TeFa). Dia menegaskan, bahwa TeFa lebih dari sekadar praktik produksi.
“TeFa merupakan model pembelajaran yang wajib menumbuhkan etos kerja, kreativitas, dan keterampilan abad ke-21 bagi siswa,” kata Sumarjo dalam sambutannya.
Dia berharap, melalui kegiatan ini para guru dapat mengelola TeFa secara lebih sistematis dan sesuai dengan kebutuhan dunia industri.
Pelatihan ini menghadirkan tiga narasumber ahli, yaitu Aci Primartadi, M.Pd., Arif Susanto, M.Pd., dan Dwi Jatmoko, M.Pd., dari PTO Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMPWR). Materi utama disampaikan oleh Arif Susanto dan Aci Primartadi, yang secara mendalam mengupas konsep Teaching Factory Management.
Dalam materinya, Arif Susanto dan Aci Primartadi membahas konsep Teaching Factory Management meliputi perencanaan kegiatan, pelaksanaan produksi, pengawasan mutu, serta strategi kolaborasi dengan dunia industri.
Peserta juga diajak memahami cara membangun unit produksi yang berorientasi pada kebutuhan pasar, penyusunan SOP bengkel, dan penerapan project based assessment.
Selain itu, pemateri menekankan pentingnya penerapan prinsip 4C (Critical Thinking, Creativity, Collaboration, dan Communication) dalam pembelajaran TEFA guna mendukung terciptanya proses belajar yang adaptif dan inovatif.
Sesi yang paling dinantikan, yaitu pendampingan teknis, dipandu oleh Dwi Jatmoko, M.Pd. Para peserta mendapatkan simulasi konkret penerapan Teaching Factory di bengkel otomotif sekolah.
Para peserta mendapatkan pengalaman langsung dalam menyusun jadwal produksi, membagi peran antar siswa, serta mengintegrasikan kegiatan praktik dengan target output nyata.
Kegiatan ditutup dengan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) sebagai komitmen bersama untuk mengimplementasikan hasil pelatihan dalam kegiatan pembelajaran dan produksi di semester mendatang.
“Melalui kegiatan pelatihan ini, guru dan tenaga kependidikan memperoleh wawasan baru mengenai pentingnya manajemen yang efektif dalam pelaksanaan Teaching Factory,” ujar Dwi Jatmoko, Kamis (30/10/2025).
Mereka, terang Dwi Jatmoko, menyadari bahwa keberhasilan TeFa tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan sarana praktik, tetapi juga oleh sistem pengelolaan, penjaminan mutu, serta kerja sama yang solid antara guru, siswa, dan pihak industri.
Dengan semangat kolaboratif, peserta pelatihan berkomitmen untuk menerapkan hasil pelatihan dalam kegiatan pembelajaran dan praktik siswa di bengkel otomotif sekolah.
“Jadi kegiatan strategis ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru dan tenaga kependidikan program keahlian Teknik Otomotif dalam mengelola pembelajaran yang terintegrasi dengan produksi dan layanan riil layaknya di industri,” kata Dwi Jatmoko.
Menurutnya, kedepan Esemkapurwa Purworejo ini berencana mengembangkan Teaching Factory menjadi unit produksi yang berdaya saing, tidak hanya sebagai sarana pembelajaran, tetapi juga sebagai wadah kewirausahaan sekolah.
“Dengan dukungan guru profesional dan jejaring industri yang luas, sekolah optimis dapat mencetak lulusan yang kompeten, produktif, dan siap kerja, sekaligus mendukung visi SMK sebagai pusat keunggulan vokasi berbasis nilai-nilai Al Islam dan Kemuhammadiyahan,” pungkas Dwi Jatmoko. (Jon)

 
													



