KORANJURI.COM – Sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, khususnya bagi orang yang kurang beruntung, SMPN 5 Purworejo berikan bantuan berupa 100 paket sembako dan santunan kepada 54 siswa kurang mampu.
Pemberian paket sembako dan santunan ini dilakukan Rabu (03/04/2024) di aula setempat. Secara seremoni, Kepala SMPN 5 Purworejo Drs. Wahyudi Waluyojati, MM.Pd., menyerahkan bantuan kepada perwakilan penerima.
Menurut Wahyudi, bantuan 100 paket sembako tersebut diperuntukkan bagi wali murid atau orangtua wali yang secara ekonomi kurang beruntung, warga sekitar sekolah serta warga SMPN 5 Purworejo khususnya yang masih wiyata bakti.
“Untuk santunan diberikan kepada 54 siswa dari keluarga kurang mampu,” ujar Wahyudi di sela kegiatan.
Sumber dana kegiatan pemberian paket sembako dan santunan ini, berasal dari bapak ibu guru yang ingin berbagi, kemitraan dengan rekanan yang secara sistem sering bekerjasama untuk kepentingan-kepentingan pelaksanaan pendidikan, serta infaq siswa.
Meski terjadi peningkatan baik secara kuantitas maupun nominal dibanding tahun sebelumnya, namun kata Wahyudi, yang paling utama membelajarkan pada siswa bahwa ada kemauan untuk toleran, berbagi dan ada kemauan untuk saling menolong terutama bagi mereka yang membutuhkan.
“Sehingga Ramadhan Penuh berkah ini betul-betul Insya Allah bisa diraih dengan cara itu. Sehingga karakter anak-anak SMPN 5 Purworejo menjadi luar biasa,” jelas Wahyudi.
Muhammad Rifki Zulfikar Al Anshori, S.Pd., selaku panitia kegiatan menjelaskan, bahwa pemberian Paket Sembako dan Santunan Siswa ini merupakan bagian dari kegiatan selama bulan Ramadhan 1445 H.
Diawali dengan kegiatan Pesantren Ramadhan, dimana peserta harus mabit atau menginap di sekolah, yang dimulai dari kelas 7 di tanggal 22-23 Maret 2024, kelas 8 di tanggal 1-2 April 2024 dan kelas 9 di tanggal 1-2 April 2024.
“Kegiatan lainnya ada pembagian takjil dan buka bersama pada 1 April 2024, serta pentasyarufan zakat pada tanggal 3-4 April 2024,” kata Rifki.
Tujuan dari Pesantren Ramadhan sendiri, menurut Rifky, menanamkan ilmu agama yang lebih. Karena ini baru pertama dilaksanakan dengan cara mabit atau menginap bagi peserta/siswa kelas 7, 8 dan 9, pihaknya ingin memberikan pengalaman yang betul-betul pesantren. Sehingga diharapkan ilmu yang siswa dapat bisa senantiasa tertanam dan dikembangkan.
Untuk materi yang disampaikan selama Pesantren Ramadhan, garis besarnya ada qiroatul kutub atau membaca kitab kunjng Jawa, qiroatul Qur’an atau tata cara membaca Al Qur’an dari makhraj dan tartilnya, praktek ibadah dan pengenalan nadhom-nadhomnya, yang biasanya itu dilakukan di pesantren.
“Harapannya keimanan dan ketaqwaan siswa meningkat, yang berimplikasi pada akhlak mereka semakin baik dan senantiasa bersemangat untuk bersekolah,” kata Rifki.
Suhanda, salah satu anggota Komite Sekolah menilai, bahwa kegiatan rutin tahunan yang dilakukan SMPN 5 Purworejo itu terus berlangsung tiap tahun namun trendnya ada peningkatan dan ada hal baru
Adanya pesantren kilat dengan mabit, kata Suhanda, merupakan hal baru. Secara kuantitas pembagian sembako juga meningkat. Disaat banyak orang kekurangan, namun semangat berempati dan semangat berbagi di SMPN 5 Purworejo sangat menonjol.
“Dari komite sangat mendukung kegiatan ini, karena memang trendnya SMPN 5 Purworejo di semangat berbagi dan empati dengan kondisi saat ini,” pungkas Suhanda. (Jon)