KORANJURI.COM – SMAN 7 Purworejo menggelar kegiatan Panen Hasil P5 Kearifan Lokal di Amphitheater alun-alun Purworejo, Selasa (30/04/2024).
Kegiatan yang diikuti seluruh siswa ini, diawali dengan parade budaya. Rute parade budaya diawali dari kampus SMAN 7 Purworejo menuju alun-alun Purworejo, yang dilanjutkan dengan mengelilingi alun-alun. Dalam parade budaya ini, semua siswa berpakaian adat tradisional dari seluruh daerah yang ada di Indonesia.
Usai parade budaya, kegiatan dilanjutkan dengan pertunjukan tari kolosal P5 yang diikuti peserta sebanyak 720 siswa.
Sebagai kegiatan inti, yakni panen hasil P5, yang diisi dengan penampilan siswa di panggung Amphitheater. Sebanyak 20 kelas ikut ambil bagian dalam penampilan karya P5 ini. Mereka ini menampilkan berbagai kesenian tradisional seperti kuda lumping, ndolalak, tari-tarian dan lainnya.
Di sisi barat dan timur Amphitheater dibuka stand-stand dari siswa yang menjual atau memamerkan hasil produk berupa aneka kerajinan, olahan makanan dan minuman. Suasana makin meriah saat banyak siswa SD di sekitar alun-alun dan masyarakat sekitar ikut hadir menyaksikan hasil panen P5 kearifan lokal bertema ‘Nguri-nguri Tradisi, Kukuhkan Jati Diri, Lestarikan Cagar Budaya, SMAN 7 Jaya’.
Secara seremoni, Koordinator Pengawas Sunaryo M.Pd., dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan membuka kegiatan Panen Hasil P5 Kearifan Lokal. Kegiatan ini juga dihadiri orangtua siswa, perwakilan dari Dinporapar, serta sejumlah tamu undangan lainnya.
Niken Wahyuni, M.Pd., selaku Kepala SMAN 7 Purworejo menyebut, bahwa kegiatan P5 diperlukan untuk membentuk siswa yang kompeten, yang merupakan kombinasi dari tiga hal, pengetahuan/wawasan, ketrampilan/skill serta sikap/ karakter/budaya.
“Itu bisa diperoleh dari kegiatan intra, praktik dan ekstra serta ko kurikuler,” ujar Niken.
Selama 3 tahun melaksanakan 6 kali P5, kata Niken, dilakukan sebagai upaya pembentukan pelajar yang memiliki profil Pelajar Pencasila, yakni beriman bertaqwa berakhlak mulia, bernalar kritis, mandiri, kreatif, jujur, bertanggungjawab dan mampu berkomunikasi dan berkolaborasi.
Yang dibentuk selama proses P5 itu, ujar Niken, diperkuat dengan diulang-ulang melalui pembiasaan sehari hari hingga membentuk sebuah budaya.
Budaya disiplin, budaya tertib, budaya kerja, budaya belajar, budaya berprestasi, budaya sopan santun dan lain-lain.
“Kali ini pementasan sebagai panen hasil selama proses P5 untuk memberikan apresiasi kepada para siswa yang telah belajar berbudaya karakter profil pelajar Pancasila tadi,” kata Niken.
Niken berharap, semoga apa yang telah dilakukan siswa, memberikan pengalaman terbaik bagi mereka, membentuk jiwa yang memiliki profil pelajar Pancasila. (Jon)