KORANJURI.COM – Dalam rangka memperingati Hari Santri tahun 2025 yang jatuh pada Rabu (22/10/2025), SMK Bhakti Putra Bangsa (Bharasa) Purworejo mengambil langkah unik dan tegas dalam upaya menjaga moralitas dan kedisiplinan siswanya.
Selain upacara bendera, sekolah tersebut menggelar Test Pack Massal khusus bagi siswi perempuan dan Sweeping HP secara mendadak.
Program pengawasan yang ekstrem ini, menurut Kepala SMK Bharasa, Kusumandari, S.Pd., Gr., M.Pd., atau akrab disapa Ndari, merupakan hasil kesepakatan dan dukungan penuh dari wali murid sejak awal tahun pelajaran.
Pada Test Pack Massal yang berlangsung Rabu (22/10/2025) ini, diperuntukkan bagi seluruh siswi perempuan dari kelas X hingga kelas XII. Tercatat, dari total 188 siswa SMK Bharasa, 176 di antaranya adalah siswi perempuan yang wajib menjalani tes.
“Alhamdulillah hasilnya negatif, tidak ada satupun yang positif,” ujar Ndari dengan lega.
Tujuan utama dari tes kehamilan mendadak ini adalah untuk menjaga siswi SMK Bharasa dari risiko pergaulan bebas yang kian mengkhawatirkan di kalangan remaja saat ini.
Selain Test Pack, dilakukan pula Sweeping HP mendadak sebagai bentuk antisipasi terhadap pengaruh buruk teknologi. Kegiatan ini didasari kekhawatiran orang tua terkait kebiasaan anak yang tak pernah lepas dari smartphone di rumah dengan dalih belajar.
Dalam Sweeping HP ini, seluruh gawai siswa diperiksa secara saksama. Hal-hal yang dicek meliputi riwayat chatting WhatsApp dan isinya, galeri foto dan video, serta aktivitas di media sosial seperti YouTube, Instagram (termasuk Insta Story dan Reels), dan TikTok. Bahkan, riwayat pencarian Google pun tak luput dari penelusuran.
“Meski HP itu masalah privasi, namun kami melakukan atas seijin orangtua siswa. Karena mayoritas orangtua tidak tahu isi HP anaknya apa saja,” terang Ndari, didampingi Waka Humas, Maryatun, S.Pd.
Pemeriksaan ini juga dilakukan sebagai antisipasi agar siswa tidak terjerumus atau terpengaruh dalam bahaya judi online (judol) maupun pinjaman online (pinjol) yang iklannya kini marak di dunia maya.
Sama halnya dengan Test Pack, hasil dari Sweeping HP juga dinyatakan aman. Sekolah tidak menemukan adanya konten-konten yang ‘tidak pantas’ atau sesuatu yang tak wajar. Isi HP siswa, baik dari gambar, video, maupun lainnya, masih dinilai dalam tahap kewajaran.
Jika ditemukan hal yang melanggar, pihak sekolah menegaskan akan menyita HP dan memanggil orang tua untuk diberikan penjelasan.
Ndari mengungkapkan bahwa Test Pack Massal dan Sweeping HP ini merupakan inisiatif yang muncul dari usulan wali siswa yang resah dengan pergaulan dan kebiasaan anak mereka.
Sebagai tindak lanjut, hasil kegiatan ini akan dilaporkan kepada wali siswa. Langkah berikutnya, sekolah akan mengadakan sosialisasi terkait penggunaan smartphone yang baik dan benar bagi pelajar, dengan melibatkan narasumber dari pihak luar.
“Harapannya mudah-mudahan anak-anak lebih bijak lagi dalam bermain smartphone dan tidak terpengaruh hal-hal negatif. Mudah-mudahan aman dari segala aksi pornografi maupun porno aksi,” pungkas Ndari. (Jon)





