Juleha Purworejo Gelar Pelatihan Asah Bilah bagi Para Jagal

oleh
Para jagal di Purworejo tengah mengikuti pelatihan Asah Bilah yang diinisiasi Juleha (Juru Sembelih Halal), Minggu (27/04/2025) - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Juleha (Juru Sembelih Halal) Purworejo memberikan pelatihan Asah Bilah bagi para jagal tahunan atau penyembelih hewan kurban.

Menghadirkan narasumber Eko Nur, dari Jaringan Jagal Indonesia Yogyakarta, pelatihan diikuti 25 peserta, Minggu (27/04/2025), di komplek masjid Arrayan, Baledono, Purworejo.

Suharmanto, selaku ketua panitia menjelaskan, bahwa pelatihan tersebut digelar dalam rangka menghadapi Hari Raya Idul Adha 1446 H.

“Keutamaan ketajaman pisau sangat penting sekali dalam proses penyembelihan hewan kurban,” jelas Suharmanto, di sela kegiatan.

Kalau asal asah saja, menurut Suharmanto, belum sempurna dalam arti tidak sampai ke tingkat yang sangat tajam, sehingga banyak sekali kegagalan.

Karena kadang-kadang standar tajam itu bisa untuk memotong lapisan luar dari domba atau sapi yang disembelih yang berupa kulit dan rambut. Namun jika itu tidak terpenuhi, maka untuk proses selanjutnya tidak akan sempurna.

“Tujuan dari kegiatan ini untuk mengedukasi para jagal tentang perawatan, pengasahan dan teknik penyimpanan pisau,” jelas Suharmanto, didampingi Ketua Juleha Purworejo, Andi Prasetyo.

Andi menambahkan, diharapkan dari kegiatan pelatihan ini, ilmu yang didapat setidaknya dapat disebarluaskan oleh peserta. Jadi untuk melaksanakan korban dan kesempurnaan bisa tercapai.

“Khusus pelatihan Asah Bilah ini baru pertama dilakukan. Karena antusias peserta luar biasa, dalam waktu dekat akan digelar lagi pelatihan yang seperti ini. Kalau sebelumnya ada pelatihan basic training yang bersifat umum,” terang Andi.

Eko Nur, selaku narasumber menerangkan, bahwa Jaringan Jagal Indonesia adalah sebuah forum yang mewadahi dari komunitas-komunitas jagal halal untuk mengedukasi mengenai dunia ilmu tentang jagal halal

“Kita berikan teori dan praktek, fokus pada kelayakan bilah atau pisau yang digunakan untuk proses jagal,” jelas Eko.

Yang utama, sebut Eko, adalah proses pengasahan pisau sembelih. Karena pisau sembelih itu harus diakui banyak yang kurang higienis, seperti berkarat, kotor, yang tidak layak digunakan untuk menyembelih.

“Karena salah satu standar dari SKKNI dan BNSP, pisau dari juru sembelih harus higienis dan memiliki ketajaman yang baik. Hari ini kita berikan pelatihan mengasah pisau pada peserta,” terang Eko, sambil menambahkan, pada kesempatan tersebut juga ada kegiatan asah pisau gratis yang dibatasi untuk 100 pisau.

Disampaikan oleh Eko, secara umum pisau untuk jagal ada 3 jenis atau macam. Yakni, slaugter atau buthcer untuk pisau sembelih, pisau skinner atau skinning untuk seset dan pisau boning untuk memisahkan daging.

“Untuk menjadi jagal halal harus mengikuti basic training dan serkom atau sertifikasi kompetensi yang diselenggarakan oleh LSP dibawah BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi),” pungkas Eko. (Jon)