KORANJURI.COM – Mengakhiri rangkaian kegiatan dalam rangka HUT yang ke-68, SMPN 6 Purworejo menggelar kegiatan Seminar ‘Guru Handal Bersama Literasi Digital’, Sabtu (03/08/2024) di Sanjaya Inn Hotel Purworejo.
Diikuti sekitar 70 peserta, terdiri dari guru-guru internal sekolah, jajaran MKKS, perwakilan guru SMP dan SD sekitar serta Komite, seminar dibuka oleh Pengawas SMP Tursilowati, S.Pd.,SI.
Menghadirkan narasumber Susianto, S.T., M.Pd., Penelaah Teknik Kebijakan dari BPMP (Balai Penjaminan Mutu Pendidikan) Yogyakarta, seminar memperkenalkan tentang teknologi Artificial Intellegence (AI).
Susianto dalam materinya memperkenalkan sesuatu yang relatif baru, kaitannya dengan revolusi digital, yakni mengangkat tentang Artificial Intellegence (AI) atau kecerdasan buatan.
Narasumber mengupas apa itu AI, contoh-contoh yang ada di masyarakat atau di kehidupan, sampai bagaimana memanfaatkan AI ini untuk memperbaiki kwalitas pembelajaran dan mengambil sikap kooperatif atau memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada agar nantinya perkembangan di revolusi digital ini bisa menunjang kwalitas pembelajaran.
“Termasuk didalamnya contoh-contoh penggunaan AI yang itu erat kaitannya dengan rencana pembelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi,” ujar Susianto di sela kegiatan.
AI itu, kata Susianto, bagaimanapun juga adalah mesin. Kelebihannya bisa mempercepat kerja, karena memiliki kemampuan menganalisis data yang ukurannya sangat besar.
Menurutnya, karena dia itu mesin, jika melihat fungsi dan tugas guru yang sangat luas, ada bagian-bagian yang AI bisa membantu tugas guru, namun ada bagian-bagian yang fungsi guru tak tergantikan.
Misalnya, sebut Susianto, bagaimana melakukan observasi langsung kepada anak, bagaimana menumbuhkan rasa ingin tahu anak, bagaimana memotivasi anak, tentang bagaimana menyisipkan pesan-pesan yang sifatnya lintas jaman.
“Juga tentang karakter, bagaimana mengelola perasaan anak, mengenal emosi, menjadi inspirasi. Itu semua tak bisa dilakukan oleh AI,” ungkap Susianto.
Dirinya tak ingin guru-guru fokus pada bagian yang hilang, tapi fokus pada teknologi itu. Disatu sisi menggantikan suatu profesi, namun di sisi lain melahirkan banyak profesi.
Diakui oleh Susianto, bahwa teknologi AI mengurangi proses guru dan siswa untuk menjalani pembelajaran dengan berproses, karena semua bisa dilakukan dengan instan. Untuk mengurangi dampak ini, dirinya menyarankan untuk mengubah pendekatan pembelajaran.
Dari sifatnya yang menyampaikan ilmu pengetahuan, menjadi pembelajaran yang lebih banyak mengembangkan projek berbasis problem solving, karena AI tidak bisa kesitu.
“Harapannya dengan ini guru-guru berpositif thinking dengan AI. Kenapa? Ini sebuah keniscayaan jaman. Dari pada kita lari dari sesuatu yang pasti terjadi, lebih baik kenali itu, kita lihat potensi manfaat sekaligus bahayanya, kemudian kita ambil sisi positifnya,” terang Susianto.
Kepala SMPN 6 Purworejo Wahyu Kurnia Lestari, M.Pd., menyampaikan, serangkaian kegiatan telah dilakukan dalam rangka memeriahkan peringatan HUT ke-68 SMPN 6 Purworejo. Ada lomba-lomba seperti lomba tumpeng, literasi, gerak dan lagu, jalan sehat, Jum’at berbagi, panggung hiburan maupun lomba karaoke guru-guru. Dan kegiatan seminar merupakan puncak dari peringatan tersebut.
“Kita ambil tema ‘Guru Handal Bersama Literasi Digital’, karena kita harus bertransformasi digital. Sekarang eranya serba digital. Dan guru nggak bisa lepas dari teknologi,” ujar Wahyu.
Dengan literasi digital, khususnya pengenalan teknologi AI, bertujuan agar guru-guru nantinya ketika memberikan pembelajaran, menarik dalam penyajiannya sehingga anak-anak menjadi lebih tertarik dan kwalitas semakin bagus.
“Dalam AI ada beberapa yang direkomendasikan, diantaranya pemakaian Tome, Canva, ChatGPT, Gemini maupun Ask to PDF. Harapannya setelah mengikuti seminar ini guru mengaplikasikannya dalam pembelajaran,” pungkas Wahyu. (Jon)