KORANJURI.COM – Untuk memperkenalkan berbagai permainan tradisional dan melestarikannya, SMPN 20 Purworejo menggelar kegiatan P5 bertema Kearifan Lokal dengan mengambil topik Permainan Tradisional yang diikuti kelas 9.
Dalam Permainan Tradisional ini, siswa diperkenalkan dengan berbagai macam permainan tradisional yang ada seperti egrang, gobak sodor, bakiak bathok, sudamanda, congklak dan panggalan.
Muhammad Embran Setiaji, S.S., Waka Kurikulum SMPN 20 Purworejo selaku koordinator umum P5 menjelaskan, dalam P5 ini, setiap kelas dibagi 4 kelompok. Setiap kelompok wajib menampilkan satu projek wajib yaitu Egrang dan tiga lainnya bebas memilih permainan tradisional yang ada seperti gobak sodor, panggalan, bakiak bathok, sudamanda maupun congklak.
Dari penuturan Embran, kegiatan P5 bagi kelas 9 ini diawali pada Senin (28/10/2024) lalu, semua kelompok kelas 9 diberikan pengarahan mengenai jenis-jenis permainan tradisional itu apa saja. Setiap kelompok wajib menampilkan Egrang dan tiga permainan tradisional lainnya (bebas).
Dilanjutkan dengan hari kedua dan ketiga, Selasa (29/10/2024) dan Rabu (30/10/2024) membuat peralatan pada jenis permainan tradisional yang dipilih. Setelah peralatan jadi dilanjutkan dengan praktek atau memainkan permainan tradisional yang dipilih di hari selanjutnya.
Hari Jum’at (01/11/2024) siswa membuat laporan berupa video tutorial permainan tradisional tersebut .
“Dan pada hari ini, Sabtu (02/11/2024) siswa mengumpulkan laporan sekaligus menampilkan produk dari permainan tradisional tersebut,” jelas Embran, Sabtu (02/11/2024).
Yang melatarbelakangi pemilihan topik Permainan Tradisional ini, kata Embran, karena anak-anak sekarang sudah tidak mengenal lagi apa itu permainan tradisional, ragamnya apa saja. Mereka sangat dipengaruhi oleh permainan yang berbasis gadget. Dengan P5 bertema Kearifan Lokal dengan mengambil topik permainan tradisional, siswa bisa mengenal dan melestarikannya.
“Harapannya permainan-permainan tradisional ini bisa menjadikan alternatif mereka untuk bermain sebayanya. Tidak tergantung pada gadget, karena merekapun belum bisa menggunakan gadget secara bijaksana,” terang Embran.
Sesuai dengan penilaian P5, ungkap Embran, dalam pelaksanaan projek ini diperlukan adanya kerjasama dari mereka semuanya. Dalam permainan tradisional ini juga mengandung atau memiliki nilai-nilai karakter pelajar Pancasila yang meliputi kerjasama, Beriman, Bertakwa, Berakhlak Mulia, Mandiri, Gotong Royong, Berkebhinekaan Global, Bernalar Kritis dan Kreatif.
Dalam pelaksanaan P5 ini, menurut Embran, untuk penilaiannya lebih fokus pada proses dalam menciptakan sebuah produk , jadi bagaimana kelompok itu bisa saling bekerjasama.
“Masing-masing fasilitator akan mengamati. Kemudian hasil dari nilai itu akan muncul di raport P5,” ujar Embran .
Kepala SMPN 20 Purworejo, Drs Budi Arwanto, M.Pd.,Si., berharap, dari kegiatan ini unsur-unsur dari kegiatan P5 utamanya pembentukan karakter muncul.
Misal pada permainan gobak sodor ada peraturan yang akan disepakati dua tim, dalam permainan ada unsur kerjasama yang dibangun menuju ke arah kemenangan tapi dengan fair, mentaati aturan dan tidak melanggar.
“Antar teman dalam satu tim bisa bekerjasama dengan sebaik-baiknya untuk membawa nilai,” jelas Budi.
Kerangka besarnya, kata Budi, dalam P5 ini untuk kelas 7 pembuatan makanan jipang dan kelas 8 pengolahan sampah, utamanya sampah plastik. Khusus bagi kelas 9, untuk P5-nya ini anak-anak dalam suasana gembira tetapi kerjasama antar teman ini bisa membentuk karakter tersebut dalam arti P5 nya muncul.
“SMPN 20 Purworejo harapannya dari fisik dapat namun dari segi mental juga bisa membangun diri kearah profil pelajar Pancasila,” pungkas Budi. (Jon)