KORANJURI.COM – Untuk mengisi kegiatan selama bulan Ramadhan 1445 H, SMAN 7 Purworejo menggelar kegiatan Pesantren Ramadhan. Dibanding sekolah lain, ada keunikan tersendiri dalam kegiatan Pesantren Ramadhan disini.
Selama tiga hari, dari Selasa (19/03/2024) hingga Kamis (21/03/2024), sebanyak 320 siswa kelas XI harus mondok di pesantren. Selama tiga hari mondok, mereka akan menjalani kehidupan pondok, layaknya para santri.
Ada empat pondok pesantren di sekitar sekolah, yang menjadi tempat siswa mondok, yakni Pondok Pesantren Nurul Hidayah di Pengenjurutengah, Pondok Pesantren Ma`unah di Plaosan, Pondok Pesantren Ma`hadil Ulum Asy`ariyah di Plaosan serta Pondok Pesantren Darrusalam di Plaosan.
Sugeng Riyadi, M.Si., selaku guru PAI sekaligus pembimbing kegiatan menyebut, dalam gelaran Gebyar Ramadhan ini, siswa yang dikirim ke pesantren untuk belajar adat istiadat budaya pesantren, unggah-ungguh serta sopan santun di pondok.
“Mereka akan menjalani kehidupan sebagai santri, dengan mengikuti kurikulum yang ada di pondok,” jelas Sugeng, Rabu (20/03/2024).
Selama tiga hari mondok mereka tidak pulang. Karena dari berbagai latar belakang berbeda, siswa ada yang merasa senang, susah, sedih namun mereka tetap mengikutinya.
Sugeng yang didampingi Rosyid Anwar, S.Pd.I, pembimbing lainnya menyebut, kegiatan yang dilakukan siswanya selama mondok, diantaranya, usai menjalani sholat subuh dilanjutkan dengan ngaji sorogan, pembelajaran khitobah, pembelajaran tentang maulid Al Barzanji, pembelajaran tengah wirid-wirid setelah sholat, dzikir.
“Khitobah ini belajar berpidato, jadi MC, belajar memimpin tahlil maupun belajar mengisi pengajian. Untuk praktek peribadahan bisa melihat langsung yang ada di lapangan,” ungkap Rosyid menimpali.
Ketika di lapangan sudah terbentuk akhlaknya, kata Rosyid, begitu masuk pesantren siswa sudah langsung membaur untuk menyesuaikan.
Tujuan dengan mondok di empat pesantren ini, menurut Rosyid, akidahnya biar aman atau terjaga dan tak terpengaruh dengan yang lainnya. Siswa juga memiliki etika atau adab. Misal, ketika bertemu orangtua harus bersikap bagaimana, begitu juga ketika bertemu guru di sekolah.
Rosyid menyebut, pada saat Ramadhan ini, kesempatan bagi pihak sekolah untuk penguatan karakter anak-anak terkait dengan peningkatan iman dan takwa.
“Dari pengalaman tetap ada perubahan. Gak perlu diajarkan, tapi cukup dengan melihatnya. Ini proses menuju kesholehan sosial. Dengan berada di lingkungan langsung, siswa termotivasi dengan sendirinya,” jelas Rosyid.
Selama pelaksanaan Pesantren Ramadhan, untuk siswa kelas X mengikuti kajian-kajian di sekolah, dengan mengambil tempat di masjid, aula dan GOR.
Bermacam-macam kajian tentang tauhid, fiqih, muamalah, akhlak, Tariq dan lainnya, diberikan ke siswa, bekerjasama dengan mahasiswa STAINU Purworejo terutama yang ada di pesantren.
“Pelaksanaannya juga selama tiga hari, dari Selasa (19/06/202) hingga Kamis (21/03/2024),” ujar Rosyid. (Jon)