SMPN 32 Purworejo Turut Pecahkan Rekor MURI, Dukung Semarak HKB 2025

oleh
Siswa SMPN 32 Purworejo saat mengikuti simulasi dalam Kesiapsiagaan Bencana - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana tahun 2025, SMPN 32 Purworejo menggelar kegiatan Sosialisasi dan Simulasi Kesiapsiagaan Bencana bertema Siap untuk Selamat.

Kegiatan tersebut juga untuk mendukung Semarak Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tahun 2025 dalam memecahkan Rekor Muri Jumlah Sekolah Terbanyak yang melakukan Simulasi Penanggulangan Bencana di Satuan Pendidikan secara serentak.

Bekerjasama dengan PMI Kabupaten Purworejo, sosialisasi dan Simulasi yang diikuti semua siswa ini berlangsung selama dua hari. Yakni hari Jum’at (25/04/2025) untuk sosialisasi dan Sabtu (26/04/2025) untuk simulasi.

Salah satu narasumber, Putri Winda Lestari, staf Bidang Pelayanan dan SDM PMI Kabupaten Purworejo menjelaskan, di hari Jum’at (25/04/2025) ada pemberian materi dan pendalaman untuk praktek tim penolong.

“Ada pembagian tugas dalam sesi ini, yakni ada yang bertugas menjadi tim penolong dan satunya tim untuk secara keseluruhan, besok ketika terjadi bencana tugasnya seperti apa,” jelas Putri di sela kegiatan.

Pada Kelas A, yang secara global, kata Putri, tugasnya mempelajari bagaimana cara penyelamatan diri dan juga membuat struktur, aturan-aturan yang ada di sekolah ketika terjadi bencana apa yang harus dilakukan.

Untuk kelas B, sebagai tim penyelamatnya. Kebetulan di SMPN 32 Purworejo punya tim PMR yang erat kaitannya dengan bencana dan perawatan-perawatan yang ada di bencana.

“Dalam tim penyelamat ini ada yang bertugas sebagai tim pertolongan pertama, tim asesmen, tim collecting area, membantu tim ambulan dan tim evakuasi,” terang Putri.

Dalam simulasi bencana di hari kedua, Sabtu (26/04/2025), terjadi bencana gempa pada pukul 10.00 WIB. Dari sekolah langsung membunyikan sirine dan semua siswa keluar ruangan menuju 3 titik kumpul yang sudah dipersiapkan.

Dari kepala sekolah menerima laporan adanya siswa yang belum ditemukan sebanyak 20 orang. Tim penyelamat kemudian ditugaskan untuk menyisir lokasi guna mencari korban dan menyelamatkannya.

Akhirnya korban berhasil ditemukan dan dikumpulkan di collecting area. Dari tim penyelamat juga mendatangkan mobil ambulans dari PMI. Untuk korban yang parah langsung dirujuk ke RS.

Setelah selesai tim penyelamat laporan ke ke kepala sekolah, bahwa korban sudah ditemukan. Untuk korban luka ringan 8, luka berat 5, payah tulang 4 dan meninggal dunia ada 3.

Setelah simulasi diadakan evaluasi. Hasilnya, menurut Putri, siswa tampak antusias mengikuti dan bisa bekerjasama.

“Mudah-mudahan tidak terjadi bencana. Namun jika suatu saat terjadi bencana, semua warga sekolah bisa menyelamatkan diri dan orang lain sesuai dengan prosedur yang telah dipelajari, sehingga bisa mengurangi resiko yang terjadi ketika terjadi bencana,” jelas Putri.

Sunu Alih Pambudi, S.Pd., selaku ketua panitia kegiatan menambahkan, dengan sosialisasi dan simulasi ini untuk membekali anak-anak supaya tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana, terutama gempa bumi.

“Dalam sosialisasi ada pengarahan dan gambaran kalau misalkan terjadi bencana seperti apa dan harus bagaimana. Usai sosialisasi yang diikuti semua siswa, ada pembekalan khusus untuk anak-anak PMR berjumlah 40 anak,” ujar Sunu.

Karena ini untuk pembekalan kemampuan anak, seandainya jika terjadi suatu bencana, siswa sudah siap dan tahu apa yang harus dilakukan. Jika terjadi di luar sekolah siswa bisa mengaplikasikannya ilmu-ilmu yang didapat di lingkungan sekolah.

“Mudah-mudahan tidak terjadi bencana,” pungkas Sunu. (Jon)