KORANJURI.COM – Upaya serius dalam menanamkan karakter disiplin dan patriotisme digalakkan di SMPN 41 Purworejo melalui pembiasaan Apel Pagi rutin. Kegiatan yang melibatkan seluruh siswa berjumlah 265 ini dilaksanakan setiap hari, dari Selasa hingga Sabtu, dalam format upacara penaikan bendera.
Menurut Waka Kesiswaan, Hendri Giyanto, S.Pd., tujuan utama apel pagi ini bukan sekadar rutinitas, melainkan untuk menegaskan pentingnya kedisiplinan dan menanamkan nilai patriotisme.
“Mengibarkan bendera Merah Putih adalah peristiwa sakral, harus dilakukan dengan aturan, tidak boleh sembarangan,” jelasnya, Rabu (08/10/2025).
Apel pagi, kata Hendri, dirancang untuk melatih siswa datang tepat waktu, tertib, dan siap memulai kegiatan belajar. Dalam pelaksanaannya, prosesi berlangsung khidmat menyerupai upacara bendera biasa, namun dengan penyesuaian.
Urutan kegiatannya, diawali dari terbentuknya barisan per kelas, masuknya pemimpin dan pembina apel, penghormatan, pengibaran bendera diikuti penghormatan, dan ditutup dengan amanat dari pembina apel. Dalam amanat ini, pembina apel berkesempatan menyampaikan pengumuman, pengarahan, atau motivasi yang membangun semangat siswa.
Apel pagi, sebut Hendri, telah menunjukkan dampak positif yang signifikan. Sekolah mengklaim, masalah keterlambatan siswa kini hampir tidak ada lagi.
“Ketika awal-awal mungkin masih kaget ya karena belum terbiasa,” ujar Hendri, menandakan adanya proses adaptasi di kalangan siswa.
Untuk menjamin partisipasi atau keikutsertaan siswa, setiap ketua kelas bertugas mengecek kehadiran anggotanya dan melaporkan kepada guru piket atau guru kelas sebelum peserta dibubarkan.
Siswa yang tidak mengikuti apel tanpa alasan jelas, ujar Hendri, akan mendapatkan pembinaan dari wali kelas saat sesi perwalian. Jika pelanggaran ini terulang hingga tiga kali, kasusnya akan dilimpahkan kepada Bimbingan Konseling (BK) atau bagian kesiswaan.
Peran guru dan staf dalam kegiatan ini, mereka ikut serta dalam apel, kecuali jika ada tugas mendesak. Pembina apel sendiri dijadwal secara bergiliran sesuai jadwal guru piket.
“Keberhasilan program ini diukur melalui analisis data keterlambatan dan pelanggaran disiplin sebelum dan sesudah apel rutin diterapkan. Jika terjadi penurunan data, sekolah menganggap apel pagi berjalan efektif,” terang Hendri.
Plt Kepala SMPN 41 Purworejo, Achmad Yulianto, S.Pd., mengapresiasi pembiasaan ini. Dirinya menegaskan bahwa setelah kedisiplinan terwujud, kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik, yang pada akhirnya akan mengarah pada pencapaian prestasi siswa.
Harapan ke depan, kegiatan ini dapat dilaksanakan secara konsisten dan inovatif, terus menjadi sarana pembinaan karakter.
“Cita-cita besarnya adalah membangun budaya positif sekolah yang kuat, menjadikan SMPN 41 Purworejo dikenal sebagai sekolah yang unggul dalam kedisiplinan dan karakter, serta menghasilkan siswa dengan perilaku yang lebih baik, tertib, sopan santun, dan beretika, baik di dalam maupun di luar sekolah,” pungkas Achmad Yulianto. (Jon)





