Dari Limbah Jagung ke Panggung Dunia, Siswa SMAN 7 Purworejo Sabet Juara 1 Inovasi Global di Malaysia

oleh
Foto bersama tim dengan guru pembimbing, pendamping dan Kepala SMAN 7 Purworejo Niken Wahyuni, M.Pd. - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Kabar membanggakan datang dari dunia pendidikan Indonesia. Tim pelajar dari SMAN 7 Purworejo berhasil mengukir prestasi gemilang dengan meraih Juara Pertama dalam kategori Inovasi pada ajang International Macth Montage Creative, Innovative, Robotic, & Technology Competition 2025 (I-CHiRO ’25).

Kompetisi berskala internasional ini diselenggarakan selama dua hari, pada tanggal 25-26 Oktober 2025, di IPG Tengku Ampuan Afzan Campus, Kuala Lipis, Malaysia. Kompetisi ini diinisiasi Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia

Tim SMAN 7 Purworejo yang terdiri dari Melissa, Khumaira, Putri Aulia, Wisty, Vania, Azkia, Princessa, dan Dewa Nasywa tampil memukau dengan proyek inovasi mereka yang berjudul “Mesin Detector Uang Palsu dan Inovasi Kertas Klobot Jagung”.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap prestasi mereka ini, dari sekolah memberikan reward yang diserahkan oleh Kepala Sekolah pada kegiatan upacara peringatan Sumpah Pemuda, Selasa (28/10/2025).

Tim dari SMAN 7 Purworejo foto bersama para juri dari Malaysia – foto: Koranjuri.com

Menurut Ketua Tim, Melissa, inovasi yang ditemukan ini dirancang sebagai solusi cerdas dan ramah lingkungan sebagai solusi mengatasi meningkatnya peredaran uang palsu.

Dan Kertas dari klobot jagung atau kulit jagung menjadi sebuah langkah cerdas mengolah limbah masyarakat menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat untuk masyarakat itu sendiri.

“Kunci keberhasilan ini dari perpaduan antara teknologi sederhana dengan implementasi yang efektif. Kami fokus pada solusi yang tidak hanya canggih secara teknologi, tetapi juga dapat diterapkan dengan biaya yang terjangkau dan memberikan dampak nyata,” jelas Melissa didampingi Vania, usai upacara peringatan Sumpah Pemuda.

Vania menambahkan, bahwa kulit jagung atau klobot yang selama ini dianggap tak berguna, bisa diolah menjadi kertas. Caranya, kulit jagung dicuci, lalu dipotong kecil-kecil dan selanjutnya direbus dengan soda api sampai lunak. Setelah itu dihancurkan dengah cara diblender dan selanjutnya dicetak menggunakan screen, lalu dijemur.

“Kertas dari klobot ini lebih bagus jika digunakan sebagai pengganti kanvas dalam melukis,” jelas Vania, didampingi dua guru pembimbing di Karya Ilmiah Remaja (KIR), Dewi Puspita, S.Pd., dan Delia Milianur, S.Pd

Menurut Dewi, inovasi kertas dari klobot jagung ini diluar ekspektasi. Diawali dengan presentasi, juri tertarik dengan pengolahan limbah dari alam ini, sehingga para juri memberikan nilai tinggi dan akhirnya berhasil mendapatkan penghargaan medali emas dan meraih juara 1 di I-CHiRO ’25 tersebut.

Atas prestasi ini, dari inovasi klobot diolah menjadi kertas memperoleh hadiah berupa medali emas, sertifikat, plakat dan uang pembinaan sebesar 400 Ringgit. Untuk yang inovasi detektor uang palsu memperoleh penghargaan medali perak dan sertifikat.

Dewi menyampaikan, I-CHiRO ’25 merupakan platform yang mempertemukan pelajar dan peneliti di bidang kreativitas, inovasi, robotika, dan teknologi. Acara ini secara khusus bertujuan untuk mendorong budaya kreativitas dan pemikiran futuristik di kalangan pelajar, serta memberdayakan potensi dalam bidang TVET (Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan dan Teknik) dan STEM (Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika).

“Dalam kategori Inovasi, tim dari Purworejo bersaing ketat dengan ratusan peserta dari berbagai negara, termasuk tuan rumah Malaysia,” ujar Delia menimpali.

Akhid Lufian, S.Pd., pendamping tim SMAN 7 Purworejo saat berada di Malaysia menambahkan, bahwa saat di lokasi, anak-anak mempresentasikan sendiri hasil karya mereka kepada dewan juri dengan mendatangi di masing-masing stand.

“Yang dinilai meliputi kreatifitas, inovasinya, efektifitas harga dalam pembuatan alat atau barang yang dihasilkan dan kebermanfaatannya,” terang Akhid.

Kepala SMAN 7 Purworejo Niken Wahyuni, M.Pd, menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas prestasi ini. Dikatakan bahwa pihaknya memang sudah menjalin kerjasama dengan Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia. Saat universitas tersebut mengadakan event, dari SMAN 7 Purworejo diikutsertakan.

Dalam hal ini dari SMAN 7 Purworejo langsung menindaklanjuti event yang diadakan UiTM sebagai bagian dari usaha sekolah mendidik siswa berprestasi, tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri sesuai dengan visi misi SMAN 7 Purworejo itu sendiri.

“Kemenangan ini adalah hasil dari dedikasi panjang, bukan hanya dari siswa, tetapi juga guru pendamping yang tak kenal lelah membimbing mereka. Ini adalah bukti bahwa pendidikan berbasis STEM dan TVET di Purworejo mampu bersaing dan mengungguli di tingkat internasional,” ujarnya.

Prestasi Juara 1 dalam I-CHiRO ’25 ini diharapkan menjadi momentum emas untuk terus memacu semangat inovasi di kalangan generasi muda Indonesia. Kemenangan ini juga menggarisbawahi pentingnya dukungan ekosistem pendidikan yang memprioritaskan kemampuan berpikir kreatif dan penyelesaian masalah di era teknologi.

Kemenangan ini menurut Niken membawa nama baik sekolah dan Indonesia. Bahwa anak-anak SMAN 7 Purworejo bisa bersaing di dunia internasional

“Anak-anak kita ternyata punya potensi. Prestasi ini bisa menambah spirit mereka untuk bisa berkarya kedepannya dengan menghasilkan karya yang lebih baik. Harapannya mereka bisa mengikuti kegiatan serupa kedepannya baik di tingkat nasional maupun internasional dengan tema berbeda,” pungkas Niken. (Jon)