Daya Tampung Kurang, SMPN 1 Purworejo Perluas Mushola Daarul Ilmi

oleh
Pembangunan pengembangan Mushola Daarul Ilmi SMPN 1 Purworejo dimulai, Rabu (23/04/2025) - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Karena daya tampungnya kurang, SMPN 1 Purworejo kini tengah melakukan pembangunan pengembangan Mushola Daarul Ilmi di komplek sekolah setempat.

Diawali dengan acara selamatan yang ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Kepala Sekolah Tuwuh Sutrisno, S.Pd., M.M.Pd., dan diberikan kepada Aris Soetanto selaku perancang dan pelaksana, pembangunan pengembangan Mushola Daarul Ilmi dimulai Rabu (23/04/2025).

Dengan selamatan tersebut, Tuwuh berharap pembangunan pengembangan Mushola Daarul Ilmi bisa berjalan lancar dan selesai sesuai waktu yang telah ditentukan.

Nurmantoro, S.Pd., Waka Sarpras SMPN 1 Purworejo yang juga menjadi Ketua Panitia Pembangunan Pengembangan Mushola Daarul Ilmi menjelaskan, bahwa perluasan bangunan mushola ini dilatarbelakangi dengan adanya program sekolah yang mewajibkan anak untuk sholat Dzuhur berjamaah.

“Tetapi daya tampungnya mushola kurang. Untuk pelaksanaan salat Dzuhur mushola hanya bisa menampung 3 kelas saja. Jadi hanya bisa dua season untuk satu tingkat,” jelas Nurman.

Dengan pengembangan pembangunan ini, harapannya, kata Nurman, setiap hari bisa salat Dzuhur berjamaah dari kelas 7, 8 dan kelas 9. Dengan sholat Dzuhur berjamaah ini untuk membangun karakter keagamaan siswa.

Daya tampung setelah ditambah luasannya kurang lebih 8×8 meter, satu sesinya bisa satu tingkat. Jadi sekali sholat berjamaah bisa satu tingkat kelas 7 semuanya sebanyak 6 kelas kira-kira 192 siswa dikurangi siswa non muslim sebanyak 10 siswa.

“Luasnya bangunan lama kira-kira hanya 64 meter persegi, sekarang menjadi 128 meter persegi,” ungkap Nurman.

Dengan pengembangan pembangunan ini, terang Nurman, bangunan mushola yang lama tetap dibiarkan tanpa merubah bentuk. Penambahan bangunan itu menyesuaikan bentuk mushola lama.

Direncanakan selesai dalam waktu dua bulan, pembangunan pengembangan mushola Daarul Ilmi ini diperkirakan menghabiskan anggaran sekitar Rp.200 juta dan dikerjakan secara swa kelola.

Untuk pelaksanaannya, sebut Nurman, dibuat panitia dengan pelaksanaan wali murid kelas 9 sebagai perancang dan pihak luar sebagai penyedia jasa tenaga.

“Untuk sumber dananya berasal dari infak siswa, infak guru, bantuan dari luar dan alumni, ataupun sumbangan-sumbangan yang sifatnya pribadi. Dan terkait sumbangan ini sifatnya terbuka. Jadi siapa saja yang berkenan menyumbang dalam bentuk apa saja dipersilahkan,” pungkas Nurman. (Jon)