“Sebelum pendirian harus diawali dengan pelatihan terlebih dahulu. 42 siswa ini merupakan tim inti Duta Adiwiyata dan beberapa perwakilan kelas. Duta Adiwiyata ini diambil 20 persen dari jumlah siswa, jadi ada 217 siswa didalamnya,” terang Chafidoh, di sela kegiatan.
Tugas dari Duta Adiwiyata ini, menurut Chafidoh, untuk mendukung gerakan dari tim GPBLHM dari elemen guru serta mensukseskan program-program yang sudah direncanakan oleh tim GPBLHM. Duta Adiwiyata juga punya program sendiri yang ada kaitannya dengan kepedulian terhadap lingkungan dalam rangka untuk membentuk madrasah yang sehat, asri dan nyaman.
Didirikannya Bank Sampah, jelas Chafidoh, untuk mengelola sampah secara terorganisasi dan supaya sampah memiliki nilai jual. Dalam hal ini akan ada pemilahan sampah. Untuk sementara sampah-sampah yang memiliki nilai ekonomis akan dijual ke TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu).
“Sebetulnya GPBLHM ini, disusun sebelum mengajukan menjadi sekolah Adiwiyata. Jadi adanya Bank Sampah ini sudah menjadi program dari GPBLHM sebelum sekolah ini mendapat predikat sebagai Madrasah Adiwiyata,” pungkas Chafidoh, yang akan segera menindaklanjuti pembentukan Bank Sampah ini, karena selama ini sampah yang ada di MA An Nawawi Berjan Purworejo belum tertangani secara baik. (Jon)
Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS