Gandeng Damkar, SMPN 12 Purworejo Berikan Edukasi, Sosialisasi dan Simulasi tentang Bahaya Kebakaran

oleh
Foto bersama usai pelaksanaan edukasi, sosialisasi dan simulasi bahaya kebakaran, Kamis (19/09/2024) - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Bekerjasama dengan Satpol PP dan Damkar Kabupaten Purworejo, SMPN 12 Purworejo menggelar kegiatan Edukasi, Sosialisasi dan Simulasi terkait bahaya kebakaran, cara menangani dan dampaknya, Kamis (19/09/2024)

Diikuti semua warga sekolah terdiri dari 575 siswa, bapak ibu guru, karyawan dan penjaga sekolah serta kantin, kegiatan edukasi, sosialisasi dan simulasi ini berlangsung di halaman sekolah setempat.

Dhany Purwadi selaku koordinator lapangan dari Damkar Sektor Kutoarjo menjelaskan, dalam kegiatan tersebut pihaknya membawa 6 personel beserta perlengkapannya.

Sebagai tahap awal, petugas Damkar memperkenalkan berbagai alat yang dipergunakan dalam pemadaman, seperti selang, nosel, APAR serta mobil pemadam kebakaran.

“Usai sosialisasi kita praktek langsung cara menanggulangi kebakaran jika terjadi kebakaran kecil dengan cara tradisional atau manual, yakni memakai karung goni, selimut atau handuk basah untuk menutup titik api. Kita peragakan juga cara memadamkan api memakai APAR (Alat Pemadam Api Ringan),” ujar Dhany di sela kegiatan.

Intinya, kata Dhany, sosialisasi dilakukan agar anak-anak tahu bahaya kebakaran serta dampak dari kebakaran itu. Kebakaran kecil bisa menjadi besar jika tidak ditangani atau diantisipasi.

“Untuk antisipasinya ya jangan buang sampah sembarangan karena mudah terbakar. Jika terjadi kebakaran kecil segera padamkan supaya tidak meluas,” terang Dhany.

Disampaikan juga oleh Dhany di hadapan peserta, bahwa tugas Damkar tidak hanya terkait kebakaran saja. Disitu juga ada tugas lainnya, yakni penyelamatan, seperti ular masuk rumah maupun sarang tawon. Juga penyelamatan jika terjadi kecelakaan, misal ada korban kejepit dibantu evakuasi atau pohon tumbang.

“Dengan sosialisasi ini harapannya anak-anak tahu bahaya kebakaran. Jika terjadi kebakaran tahu apa yang harus dilakukan sebagai bentuk antisipasi terjadinya kebakaran yang lebih besar lagi,” terang Dhany, sambil menambahkan, petugas yang melakukan sosialisasi gabungan dari Mako Induk dan Pos Sektor Kutoarjo.

Kepala SMPN 12 Purworejo, Luluk Pratiwie, S.Pd, M.Pd, menjelaskan, dengan sosialisasi dan simulasi ini anak-anak menjadi tahu akan bahaya dari kebakaran serta dampaknya.

Yang melatarbelakangi adanya kegiatan ini, ungkap Luluk, karena beberapa waktu lalu di SMPN 12 Purworejo nyaris terjadi kebakaran besar, yang bersumber dari sampah yang dibakar. Ketika kebakaran terjadi siswa hanya melihat tanpa tahu apa yang harus dilakukan. Bahkan ada beberapa yang memvideokan saat kebakaran terjadi hingga akhirnya menjadi viral.

“Kita punya APAR, tapi tidak tahu cara menggunakannya. Jadi jika terjadi seperti itu, kita tahu apa yang harus dilakukan. Jadi sosialisasi ini sangat penting bagi kami,” ujar Luluk.

Siswa saat praktek menggunakan alat pemadam kebakaran – foto: Koranjuri.com

Disampaikan oleh Luluk, bahwa pada sesi pertama dari internal sekolah juga melakukan sosialisasi terkait bencana gempa. Dalam sosialisasi ini juga disimulasikan terjadinya gempa besar dan cara menyelamatkan diri.

Sosialisasi bencana alam ini disampaikan oleh guru yang sudah pernah mengikuti pelatihan tentang tanggap bencana. Disimulasikan, ketika ada bencana gempa bumi apa yang harus dilakukan. Ditandai dengan bunyi sirine, siswa berkumpul di titik kumpul (halaman) dengan menutupi kepala dengan tas untuk pelindung. Sementara yang berada di lantai dua, siswa berlindung di bawah meja.

“Bencana memang tidak kita inginkan, namun jika itu terjadi kita sudah tahu apa yang harus dilakukan,” harap Luluk.

Dengan sosialisasi bahaya kebakaran, sebut Luluk, harapannya bisa menyadarkan siswa pentingnya membuang sampah yang betul, mendidik siswa pentingnya mengetahui atau peka terhadap kondisi-kondisi alam. Misal dengan mengetahui tanda-tanda yang bisa menimbulkan kebakaran.

“Tadinya kumuh, membuang sampah sembarangan. Dengan sosialisasi ini supaya ada kesadaran dari siswa. Juga bisa memberikan pertolongan pertama jika dibutuhkan,” pungkas Luluk. (Jon)