Gelar Sosialisasi Program Sekolah dan Rapat Pleno Komite, SMPN 13 Purworejo Hadirkan Motivator

oleh
Orangtua siswa saat mengikuti kegiatan Sosialisasi Program Sekolah dan Rapat Pleno Komite di SMPN 13 Purworejo - foto: Koranjuri.com

Disampaikan pula, bahwa tahun depan ada akreditasi perpustakaan dan sekolah, sehingga banyak yang harus disiapkan, juga menuju digitalisasi sekolah. Supaya memiliki daya saing, di SMPN 13 Purworejo juga ada pembiasaan pemakaian bahasa Inggris di sekolah yang akan berlaku di hari-hari tertentu untuk sementara.

Menurut Achmad Yulianto, program sekolah telah disampaikan disertai RAB dari masing-masing bagian atau urusan, seperti kesiswaan, kurikulum, humas dan sarpras.

“Kita serahkan semua ke orangtua siswa dan komite, apa akan dilanjutkan atau tidak program sekolah setahun kedepan. Dan tentunya semua itu butuh biaya,” sebut Achmad Yulianto.

Dalam motivasinya, KH Rahmat Syatibi menjelaskan tentang pentingnya punya anak sholeh dan sholehah, agar masa depan anak-anak bangsa ini menjadi generasi penerus yang berkualitas. Dan itu adalah modal utama.

“Ilmu akan kalah dengan adab, tata krama. Jadi setinggi apapun ilmunya, tanpa tata krama yang baik, dia tidak akan terpakai,” kata Rahmat Syatibi.

Maka salah satu indikasi untuk mewujudkan anak yang beradab, menurutnya, anak yang sholeh dan sholehah. Dan itu bisa diwujudkan melalui pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun non formal.

Khususnya di formal, sekolah tidak bisa berdiri sendiri. Namun peran orangnya sangat diperlukan. Karena dalam pendidikan itu ada tiga pilar, yakni pemerintah, sekolah dan masyarakat. Jadi semua saling mengisi.

Inilah, kata Rahmat Syatibi, pentingnya hubungan timbal balik antara masyarakat, orangtua/wali dengan pihak sekolah, dengan saling melengkapi kebutuhan anak. Orangtua maunya seperti apa, lalu sekolah melayani. Tentunya dalam melayani ada koridornya.

“Masyarakat juga mempunyai kehendak, karena tidak bisa pendidikan itu berjalan sepihak,” kata Rahmat Syatibi. (Jon)