KORANJURI.COM – Bekerjasama dengan Balai Diklat Keagamaan Semarang, MA An Nawawi Berjan Purworejo menggelar Pelatihan Inovasi Madrasah dan Pembelajaran Berbasis Multimedia.
Pelatihan yang berlangsung selama enam hari, dari Senin (01/07/2024) hingga Sabtu (06/07/2024), secara seremonial dibuka oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Purworejo, H. Aziz Muslim, M.Pd.I., yang sekaligus memberikan materi tentang moderasi beragama.
Acara pembukaan pelatihan juga dihadiri KH.R. Muhammad Maulana Alwi S.H., selaku Ketua Yasasan An-Nawawi Purworejo dan Kepala MA An Nawawi Berjan Purworejo H. Sahlan, S.Ag., MSI.
Mochamad Asngadul Umam, S.H., M.A., Waka Bidang Akademik MA An Nawawi Berjan Purworejo selaku Wakil Ketua Panitia menyebut, kegiatan pelatihan tersebut dibagi menjadi dua kelas, yakni kelas Inovasi Madrasah dan Pembelajaran Berbasis Multimedia, dengan masing-masing peserta 40 orang.
“Kelas Inovasi Madrasah pesertanya struktural MA An Nawawi Berjan dan staf. Untuk peserta kelas Pembelajaran Berbasis Multimedia adalah guru,” jelas Umam, Kamis (04/07/2024).
Disampaikan oleh Umam, bahwa dalam Inovasi Madrasah lebih ke perencanaan program-program madrasah seperti membuat RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah), EDM (Evaluasi Diri Madrasah) dan lainnya.
Untuk Pembelajaran Berbasis Multimedia, bahwa jaman sekarang memang harus ada inovasi-inovasi supaya anak lebih tertarik dalam pelajaran. Misal dengan membuat video pembelajaran dari Canva dan lainnya.
“Di hari keempat pelaksanaan Diklat, hadir pemateri spesial untuk dua kelas pelatihan ini, Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag., Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. Beliau menyampaikan materi tentang Pengembangan SDM di Kementerian Agama,” terang Umam.
Tujuan dari adanya Diklat ini, menurut Umam, untuk Inovasi Madrasah, agar di pengelolaan madrasah lebih sistematis dan bisa lebih maju. Karena di manajemen masih butuh pembinaan, seperti perencanaan-perencanaan supaya sesuai dengan standar kementrian agama.
Untuk kelas Pembelajaran Berbasis Multimedia, tujuannya supaya para guru tidak hanya monoton menjelaskan pelajaran secara verbal dengan ceramah. Tapi bisa mengikuti zaman, karena anak-anak juga sudah mulai melek teknologi.
“Guru-guru dilatih, mengikuti perkembangan jaman agar media pembelajarannya lebih menarik lagi, sesuai kontek siswa jaman sekarang,” kata Umam.
Generasi sekarang atau Gen Z, jelas Umam, lebih cenderung ke visual. Mereka lebih bisa memahami pembelajaran secara visual. Jadi mencontoh apa yang suda dilihat, tidak cukup hanya dengan dikasih ceramah atau secara verbal saja.
Artinya, kata Umam, memang ada pergeseran model pembelajaran karena tuntutan jaman. Setelah selesai pelatihan kompetensi yang dimiliki peserta, antara lain Canva dan video.
“Dibutuhkan guru yang terampil untuk membuat media pembelajaran yang sesuai jaman. Untuk mendukung pembelajaran, setiap kelas sudah difasilitasi proyektor dan screen. Diharapkan semua guru tidak hanya fokus di ceramah tapi manfaatkan fasilitas ini untuk mendukung pembelajaran,” pungkas Umam. (Jon)