Hardiknas 2025, Ketua Harian Majelis Luhur Taman Siswa Tekankan Pentingnya Tri Pusat Pendidikan dan Trilogi Kepemimpinan

oleh
Ketua Harian Majelis Luhur Taman Siswa Ki Gandung Ngadina, S.Pd., M.Pd. - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) setiap tanggal 2 Mei, tak bisa dilepaskan dengan sosok RM Suwardi Suryaningrat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ki Hadjar Dewantara, pendiri Taman Siswa. Lewat ajaran-ajarannya, Ki Hadjar berhasil memajukan dunia pendidikan di Indonesia.

Di peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2025, Ketua Harian Majelis Luhur Taman Siswa Ki Gandung Ngadina, S.Pd., M.Pd., mengingatkan akan pentingnya Tri Pusat Pendidikan dan Trilogi Kepemimpinan, yang diambil dari ajaran Ki Hadjar Dewantara.

Ki Gandung menyebut, dari ajaran Ki Hadjar yang paling penting dan harus dipahami bahwa, pendidikan itu pusatnya ada tiga atau yang disebut dengan Tri Pusat Pendidikan. Yakni di keluarga, sekolah dan di masyarakat.

Menurut Ki Gandung, dalam tripusat pendidikan, keluarga memiliki peran krusial sebagai fondasi utama dalam membentuk kepribadian, karakter, dan nilai-nilai anak. Keluarga adalah tempat pertama anak menerima pendidikan, bimbingan, dan teladan, sehingga berpengaruh besar pada perkembangan mereka.

Lingkungan masyarakat terkait erat dengan keluarga dan sekolah, berperan dalam mengembangkan kecerdasan intelektual, budi pekerti, ilmu agama, dan sosial anak.

“Jika melihat fenomena yang terjadi saat ini, dengan degradasi karakter pada anak-anak (pelajar), mungkin masyarakat belum paham betul akan posisinya sebagai pusat pendidikan,” ujar Ki Gandung, Jum’at (02/05/2025).

Ki Gandung juga mengingatkan, bahwa agama dan pendidikan merupakan pondasi kehidupan. Agama memberikan dasar-dasar moral dan spiritual yang membentuk karakter dan pandangan hidup seseorang. Pendidikan memberikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan berpikir yang dibutuhkan untuk hidup sukses dan bermakna.

Dalam kepemimpinan, kata Ki Gandung, Ki Hadjar Dewantara selalu menanamkan akan Wawasan Kebangsaan. Yakni satu kesatuan pandang terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.

Ki Hadjar Dewantara memiliki konsep yang dikenal dengan Trilogi kepemimpinan, yakni, Ing Ngarso sung Tulodho (di depan menjadi teladan), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun motivasi), tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan).

“Jika Tri Pusat Pendidikan dan Trilogi Kepemimpinan ajaran Ki Hadjar Dewantara ini benar-benar dilaksanakan di dunia pendidikan, maka akan membentuk manusia-manusia unggul,” terang Ki Gandung, didampingi Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Taman Siswa, Ki Murwanto, S.Pd., M.Pd.

Ki Murwanto menambahkan, tema Hardiknas tahun 2025 di lingkungan Perguruan Taman Siswa adalah ‘Partisipasi Taman Siswa untuk Mewujudkan Pendidikan yang Bermutu untuk Semua’.

Partisipasi tersebut menurut Ki Murwanto, sudah dilakukan Ki Hadjar Dewantara sebelum Republik Indonesia berdiri, yakni dengan mendirikan sekolah dan diterima masyarakat. Di masa pendudukan Jepang, dengan segala upayanya masih bisa diterima masyarakat.

“Masa awal NKRI Ki Hadjar Dewantara menjadi Menteri Pendidikan,” terang Ki Murwanto.

Sampai sekarangpun, kata Ki Murwanto, dari Taman Siswa tetap mempunyai peran atau berpartisipasi ke pemerintah. Adanya wacana sekolah rakyat dari pemerintah, dari Taman Siswa menyambut baik.

“Di Yogyakarta kami mengusulkan, kalau bisa sekolah rakyat dilaksanakan di Taman Siswa,” pungkas Ki Murwanto.

Untuk diketahui, keberadaan Hardiknas tak bisa dipisahkan dengan sosok Ki Hadjar Dewantara. Tanggal 2 Mei yang ditetapkan pemerintah sebagai Hari Pendidikan Nasional sesuai Kepres no 316/1959 merupakan tanggal lahir Ki Hadjar Dewantara, yakni 2 Mei 1889 di Yogyakarta.

Atas jasanya di bidang pendidikan, Ki Hadjar Dewantara ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 28 November 1959 melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia karena perjuangannya dalam dunia pendidikan.

Beristrikan RA Sutartinah, Ki Hadjar Dewantara merupakan putra dari Pangeran Soerjaningrat, sedangkan kakeknya adalah KGPAA Paku Alam III. Ki Hadjar Dewantara meninggal pada 26 April 1959, dimana tanggal tersebut oleh Taman Siswa ditetapkan sebagai Hari Bakti Taman Siswa.

Taman Siswa adalah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan. Perjuangan Ki Hadjar untuk mencapai Indonesia merdeka tidak hanya melalui bidang pendidikan saja. Sebelumnya beliau pernah menjadi jurnalis, buruh di Kalibagor, melalui politik.

Semuanya tidak berhasil, karena itu Ki Hadjar merubah perjuangannya melalui bidang pendidikan. Akhirnya didirikanlah Taman Siswa pada 3 Juli 1922 dengan Candra Sengkala Lawan Sastra Ngesti Mulyo, yang artinya hanya dengan membaca dan belajar kita akan mencapai kemuliaan. Dan itu hanya bisa dilakukan melalui pendidikan. (Jon)