Jadi Sekolah Guru Pertama, SMAN 7 Purworejo Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya

oleh
Penyerahan SK Penetapan Cagar Budaya Peringkat Nasional dari Direktur Perlindungan Kebudayaan Judi Wahyudin kepada Plt Bupati Purworejo Yuli Hastuti, Sabtu (25/11/2023) - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Direktur Perlindungan Kebudayaan Republik Indonesia akhirnya menetapkan Kawasan SMAN 7 Purworejo di Jawa Tengah sebagai kawasan cagar budaya Indonesia.

Penetapan itu ditandai dengan penyerahan SK Penetapan Cagar Budaya Peringkat Nasional dari Direktur Perlindungan Kebudayaan Judi Wahyudin kepada Plt Bupati Purworejo Yuli Hastuti, Sabtu (25/11/2023). Sementara untuk sertifikat Penetapan Cagar Budaya Peringkat Nasional diterima oleh Kepala SMAN 7 Purworejo, Niken Wahyuni.

“Saya berpesan kepada masyarakat Purworejo khususya, kawasan cagar budaya ini bukan semata-mata tanggung jawab sekolah dan dinas, tetapi semua pihak juga harus berperan dalam pelestariannya,” kata Judi Wahyudin usai penyerahan SK.

Kepala SMAN 7 Purworejo Niken Wahyuni menyebutkan, sekolah yang dipimpinnya merupakan sekolah ramah anak, sekolah Adiwiyata Nasional dan sekarang merupakan sekolah cagar budaya peringkat nasional.

“Dengan penetapan Cagar Budaya budaya nasional, semoga semua bisa sinergi secara fisik dan non fisik dengan lebih baik. Semoga kami bisa meneruskan cita-cita HKS, siswa SMKN 7 menjadi tokoh nasional, semoga kami terinspirasi,” jelas Niken usai menerima sertifikat Penetapan Cagar Budaya Peringkat Nasional.

Terpisah, Kabid Kebudayaan Dindikbud Kabupaten Purworejo, Dyah Woro Setyaningsih mengatakan penetapan kawasan SMA N 7 Purworejo sebagai cagar budaya berawal dari penetapan Cagar Budaya tingkat Kabupaten, kemudian meningkat penetapan Cagar Budaya Peringkat Jawa Tengah, berikutnya pengusulan ke tingkat nasional.

“Hoogere Kweekschook (HKS) di Indonesia ada 2 yaitu berada di Bandung Jawa Barat dan Purworejo Jawa Tengah, menjadi salah satu poin mendapat penetapan Cagar Budaya peringkat nasional. Saat ini di lingkungan SMAN 7 Purworejo perubahan belum begitu banyak perubahan, bangunan asli masih terpelihara,” sebut Woro.

Kedepannya, kata Woro, pihaknya akan aktif melakukan promosi kepada masyarakat, agar keberadaan kawasan cagar budaya ini semakin dikenal masyarakat. Jadi tidak hanya pemerintah dan sekolah tetapi dibutuhkan dukungan dari masyarakat.

Dan yang menjadi Cagar Budaya adalah kawasan SMAN 7, tidak hanya sekolah tetapi juga Rumah Dinas Kapolres, Waka Polres Purworejo, dan Kantor Kesbangpol Limas, yang berada dalam satu kawasan.

Kawasan yang berada di jantung kota Purworejo dulunya merupakan Hoogere Kweekschool (HKS) atau sekolah guru pertama di Hindia-Belanda yang didirikan pada 14 September 1914.

Dari sekolah ini, banyak melahirkan tokoh-tokoh nasional seperti Otto Iskandar Dinata, R.F. Atmadarsana, Soegarda Poerbakawatja, R.M. Isdiman Soerjokoesoemo serta kakek dari Menparekraf Sandiaga Uno, HR Abdullah Rahman bin Ali Rahman juga sekolah di sini.

Secara fisik bangunan tersebut tidak memiliki banyak perubahan dari perwajahan awal. (Jon)

Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS