Potensi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Masyarakat Pedesaan

oleh
Foto: dok.

Oleh: Isna Windani, S.P.,M.Sc., Mahasiswa S3 Universitas Muhammadiyah Malang

KORANJURI.COM – Ketersediaan pangan merupakan syarat keharusan dari tercapainya status ketahanan pangan di suatu negara. Untuk memperoleh ketersediaan pangan yang cukup diperlukan pemanfaatan segala sumberdaya lahan yang ada secara baik dan terencana, termasuk lahan pekarangan.

Di masyarakat (terutama di pedesaan), pemanfaatan lahan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sudah berlangsung dalam waktu yang lama.

Lahan pekarangan, khususnya di perdesaan di Jawa merupakan salah satu penggunaan tanah yang terpenting. Namun, sebagian besar hanya bersifat sambilan untuk mengisi waktu luang dan diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga.

Peranan dan pemanfaatan pekarangan bervariasi dari satu daerah dengan daerah lain, tergantung pada tingkat kebutuhan, sosial budaya, pendidikan masyarakat maupun faktor fisik dan ekologi setempat. Fungsi pekarangan adalah untuk menghasilkan:

(1) bahan makanan sebagai tambahan hasil sawah dan tegalnya.
(2) sayuran dan buah-buahan.
(3) rempah, bumbu-bumbu dan wangi-wangian.
(4) bahan kerajinan tangan.
(5) kayu bakar.
(6) uang tunai, serta
(7) hasil ternak dan ikan.

Pola Pertanian Pangan di Pekarangan

Pola Pemanfaatan Lahan Pekarangan Berdasarkan Tipe di Provinsi Jawa Tengah:
Mengkombinasikan antara tanaman sayuran dataran tinggi, pohon buah-buahan, dan ternak ayam Budidaya tanaman pohon buah-buahan dan ternak ayam.

Pola penanaman pohon buah buahan tersebut diselaraskan dengan garis kontur lahan Budidaya terpadu dengan mengkombinasikan tanaman sayuran dataran rendah, pohon buah-buahan, dan ternak ayam.

Dibedakan antara musim kemarau dan musim hujan, budidaya tanaman sayuran semusim hanya dilakukan pada musim kemarau. Pohon buah-buahan yang ditanam terbatas pada jenis yang toleran terhadap genangan periodik dibagi menjadi 2 bagian, yakni:

Bagian yang dikelola untuk pemenuhan kebutuhan pangan sendiri, yang dirancang sama dengan pekarangan tipe III dan bagian yang dikelola untuk tujuan komersial Budidaya terpadu antara ikan air tawar, ternak ayam dan tanaman hortikultura, yakni dengan pembuatan kolam ikan, kandang ayam di atas kolam, dan tanaman dibudidayakan pada tanggul kolam.

Manfaat Pemanfaatan Pekarangan

Beberapa dampak positif dari kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan diantaranya:
Meningkatkan konsumsi energi dan konsumsi protein bagi rumah tangga petani peserta secara nyata. Selain itu, program KRPL telah meningkatkan konsumsi pangan dan peningkatan skor PPH sebesar 11,90-20,46 persen.

Disarankan mengembangkan komoditas pertanian yang berpotensi tinggi meningkatkan skor PPH yaitu komoditas hortikutura, umbi- umbian, serta ternak dan ikan.

Mengurangi pengeluaran untuk konsumsi pangan. Pengurangan pengeluaran kelompok pangan terbesar secara berturut-turut adalah kelompok sayur, umbi, hasil ternak, dan ikan.

Disarankan pengembangan komoditas pertanian harus memperhatikan aspek kebutuhan pangan keluarga dan potensi mengurangi pengeluaran konsumsi, sehingga kesejahteraan keluarga dapat ditingkatkan.

c) Meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat. Secara rataan sumbangan lahan pekarangan terhadap total pendapatan rumah tangga setelah program KRPL diperkirakan mencapai sebesar 6,81 persen.

Untuk meningkatkan kontribusi terhadap pendapatan dapat diintroduksikan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan memiliki prospek pasar.

Merangsang tumbuhnya ekonomi produktif di perdesaan, seperti:

(1) usaha pembibitan;
(2) teknologi penetasan telur ayam;
(3) kios saprodi;
(4) usaha pengolahan hasil pertanian, dan
(5) usaha dagang hasil pertanian.

Untuk meningkatkan dampak secara lebih akseleratif dapat dikembangkan infrastruktur pendukung dan investasi.

Kendala Pemanfataan Lahan Pekarangan

Sumberdaya lahan pekarangan oleh sebagian besar petani dipandang sebagai sumberdaya yang kurang memberikan manfaat dibandingkan sumberdaya lahan sawah dan lahan kering.

Sistem usahatani pada lahan pekarangan umumnya berupa campuran aneka tanaman, di antaranya buah-buahan, tanaman perkebunan dan tanaman pangan, serta kayu-kayuan.

Pola pemilikan lahan pekarangan yang kecil dengan sistem usahatani tradisional
Lemahnya kapasitas sumberdaya manusia (SDM) petani dalam pemanfaatan lahan
pekarangan baik dari aspek keterampilan teknis maupun kapabilitas manajerial
Lemahnya permodalan petani untuk mengusahakan tanaman komersial bernilai ekonomi tinggi.

(6) Kurangnya ketersediaan teknologi spesifik lokasi pengembangan komoditas
berbasis sumberdaya lahan pekarangan
(7) Rendahnya penguasaan teknologi baik pada aspek pembibitan, budidaya, serta panen dan pasca panen
(8) Belum adanya teknologi sistem usahatani (farming system) rekomendasi pola
pengembangan lahan pekarangan
(9) Lemahnya akses pasar bagi hasil-hasil produksi lahan pekarangan, karena
volume kecil dan tersebar
(10) Lemahnya konsolidasi kelembagaan di tingkat petani dalam pengelolaan lahan
pekarangan.

Prospek Pekarangan Sebagai Sumber Bahan Pangan

(1) Adanya saling keterikatan diantara subsistem tanaman pangan, hortikultura semusim, subsistem tanaman tahunan, subsistem peternakan dan subsistem perikanan.

(2) Mencapai produksi dan produktivitas melalui optimalisasi pemanfaatan lahan tanpa mengabaikan aspek-aspek pekarangan lainnya yaitu sosial kultural, nutrisi dan kesehatan, ekonomi, ekologi dan keindahan.

(3) Melibatkan seluruh anggota keluarga sehingga biasanya faktor produksi tenaga kerja seringkali tidak diperhitungkan. Pengawasan dan pengelolaan umumnya dilakukan oleh kaum ibu yang secara inti lebih banyak waktunya berada di wilayah pekarangan

Penutup

Untuk mengoptimalkan peran lahan pekarangan, terutama sebagai penyedia pangan dan gizi rumah tangga dan sumber pendapatan tambahan rumah tangga petani serta dalam menjaga keberlanjutan usaha di lahan pekarangan, perlu dilakukan rancangan pemanfaatan pekarangan yang lebih komprehensif.

Karakteristik dari pemanfaatan lahan pekarangan umumnya masih bersifat sambilan atau mengisi waktu luang dan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga. Walaupun demikian, dalam konteks mem- perkuat ketahanan pangan nasional yang berbasis pada ketahanan pangan rumah tangga, lahan pekarangan dapat memainkan peran yang cukup penting. (*)