KORANJURI.COM – 12 siswa SMP Muhammadiyah Jono, Bayan, Purworejo yang tergabung dalam Divisi Kesehatan, mengikuti Pelatihan Dasar Tindakan Gawat Darurat, Kamis (20/02/2025) di SMK Kesehatan Purworejo.
Dalam pelatihan tersebut, berbagai materi disampaikan, utamanya terkait perawatan dasar kepada pasien. Materi-materi yang disampaikan diantaranya, pertolongan pertama kepada orang pingsan, demam dengan kompres hangat dan kompres dingin, perawatan dasar dengan tindakan pemeriksaan tanda-tanda vital dengan alat digital.
Erlinda Windi Astranti, S.Pd., Kepala SMP Muhamadiyah Jono, Bayan, Purworejo saat mendampingi siswanya menjelaskan, yang melatarbelakangi pelatihan tersebut supaya anak-anak yang tergabung dalam Divisi Kesehatan SMP Muhammadiyah Jono, yang kebetulan berbentuk boarding school bernama Pondok Pesantren Darul Arqom, mendapatkan ilmu dasar terkait hal-hal kegawatdaruratan.
“Yang itu muncul potensinya di asrama dan sekolah, baik itu di asrama pondok pesantren maupun di saat kegiatan pembelajaran,” sebut Erlinda.
Sehingga, kata Erlinda, anak-anak di Divisi Kesehatan mempunyai bekal keilmuan bagaimana harus menangani teman-temannya yang ditemukan dalam kondisi gawat darurat, semisal ada sakit panas dan sejenisnya.
Sehingga mereka paham tindakan apa yang harus dilakukan untuk memberikan pertolongan kepada teman yang lain.
Contohnya, terang Erlinda, beberapa kali pernah ditemui tiba-tiba ada anak yang panas tinggi disertai muntah, ada yang ketika main bola jatuh terkilir, ada yang saat beraktivitas jatuh yang mengakibatkan tulang retak.
“Harapannya anak-anak yang ada di Divisi Kesehatan setidaknya bisa memberikan minimal pertolongan pertama kepada teman-temannya. Jadi kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami,” ujar Erlinda.
Kepala SMK Kesehatan Purworejo Nuryadin, S.Sos., M.Pd., mengungkapkan, adanya kegiatan pelatihan tersebut adalah satu agenda sekolah yang memang merupakan bagian dari pengabdian SMK, bentuk komitmen sekolah untuk bekerjasama dengan berbagai pihak, khususnya SMP dan MTs untuk peningkatan sumberdaya manusia baik itu berkaitan dengan pembelajaran maupun ketrampilan khusus.
“Setelah menjalani pelatihan mereka bisa memberikan atau mengatasi ketika teman-teman yang di boarding atau sekolah terjadi sakit, tanda-tanda sakit atau lainnya,” kata Nuryadin.
Dia berharap kerjasama ini akan terus berlanjut, tidak hanya pada Diklat saja, tapi pada kegiatan-kegiatan lain yang terkait dengan pengembangan SDM maupun pengembangan lembaga.
“Ini memang komitmen kita untuk bermanfaat bagi semua pihak,” terang Nuryadin, didampingi Istana Nurlaela S.Kep., selaku penanggung jawab program sambil menambahkan, dalam pelatihan tersebut materi diberikan secara teori dan praktek.
“Harapannya setelah mengikuti pelatihan ini mereka bisa melakukan pertolongan pertama kepada teman-temannya,” pungkas Nurlaela. (Jon)