KORANJURI.COM – SMPN 13 Purworejo yang berada di jalan Tentara Pelajar no 2, Kutoarjo, Purworejo berhasil meraih penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi Jateng tahun 2024.
Hal itu tertuang dalam Piagam Penghargaan bernomor: 002.5/0004693 yang ditandatangani Pj Gubernur Jateng Komjen Pol (P) Nana Sudjana, M.M. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Pj Gubernur Jateng pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tingkat provinsi Jateng yang berlangsung di Baturraden, Banyumas, pada Selasa (25/06/2024) lalu.
Atas prestasi ini, Kepala SMPN 13 Purworejo Achmad Yulianto, S.Pd., merasa bangga. Pihaknya sangat bersyukur, usaha dan jerih payah Tim Adiwiyata bersama seluruh warga sekolah bisa membawa hasil dengan diakuinya SMPN 13 Purworejo menjadi sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Jateng.
“Ini bukanlah hal mudah. Karena semua harus diupload di aplikasi SIDIAJENG, maka jika tim tidak solid dan cakap, berat untuk mencapainya,” ujar Achmad Yulianto, Kamis (27/06/2024)
Untuk menjadi sekolah Adiwiyata, kata Achmad Yulianto, juga bukan perkara mudah. Yang pertama, harus ada dalam visi misi sekolah. Di SMPN 13 Purworejo, terkait Adiwiyata ini sudah tercantum dalam visi misi sekolah, yakni berwawasan lingkungan. Adiwijaya juga harus masuk ke pembelajaran kurikulum.
Menurut Achmad Yulianto, dari hasil survei ke semua warga sekolah, mereka menginginkan lulusan SMPN 13 Purworejo menjadi anak yang cerdas, cakap, berdaya saing, mandiri, disiplin dan berwawasan lingkungan.
“Harapannya setelah menjadi sekolah Adiwiyata, bisa mengaplikasikan dari enam aspek yang menjadi penilaian sehingga bisa maju ke tingkat nasional,” kata Achmad Yulianto, yang didampingi Faiqotul Himah, S.Pd., sekretaris Tim Adiwiyata SMPN 13 Purworejo.
Mewakili Tim Adiwiyata, Fafa, panggilan akrab Faiqotul Himah menambahkan, sebelum menjadi sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi, SMPN 13 Purworejo harus menjadi sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten terlebih dahulu. Sekolah juga harus mempertahankan predikat sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten ini dengan masa 4 tahun untuk satu periode.
Tercatat, SMPN 13 Purworejo telah mempertahankan dua kali periode sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten ini. Pada periode pertama, dua kali gagal dalam pengajuan sebagai CSA (Calon Sekolah Adiwiyata) tingkat provinsi.
“Hingga akhirnya di pengajuan yang ketiga di periode kedua, berhasil lolos menjadi Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Jateng di tahun 2024 ini,” jelas Fafa.
Dalam pengajuan CSA provinsi ini, menurut Fafa, ada penilaian dari tim provinsi melalui aplikasi SIDIAJENG mencakup enam aspek lingkungan Adiwiyata yakni, pengelolaan sampah (kebersihan), fungsi sanitasi dan drainase, penanaman pohon dan perawatannya, inovasi, konservasi energi dan konservasi air.
Karena itu dalam pelaksanaannya, kata Fafa, Tim Adiwiyata di SMPN 13 Purworejo dibagi menjadi beberapa bidang, meliputi kebijaksanaan berwawasan lingkungan, kurikulum berbasis lingkungan, sarana prasarana dan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif.
Serta tim pelaksana yang terdiri dari Pokja Penataan Lingkungan, Pokja Pengelolaan Sampah, Pokja Tanaman, Pokja Konservasi Air, Pokja Konservasi Energi dan Pokja Inovasi.
“Dari masing-masing bidang dan Pokja memiliki tugas sendiri-sendiri,” ungkap Fafa.
Disampaikan pula, setelah ditetapkan menjadi Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi, SMPN 13 Purworejo memiliki kewajiban untuk menjaga enam aspek sesuai dengan penilaian, bahkan kalau bisa lebih ditingkatkan lagi.
Dan MoU-MoU yang berkaitan dengan lingkungan hidup harus lebih banyak dilakukan, misal MoU dengan sekolah-sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi atau tingkat Nasional.
Selama ini, kata Fafa, MoU juga sudah dilakukan namun baru sebatas MoU lingkungan hidup, bank sampah, serta lingkungan sekitar.
“Alhamdulillah kinerja tim sangat baik sehingga bisa tercapai targetnya menjadi sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi. Kedepan, kita punya target menjadi sekolah Adiwiyata tingkat Nasional,” terang Fafa.
Setelah ditetapkan menjadi Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Jateng tahun 2024, Fafa berharap, semoga SMPN 13 Purworejo bisa mempertahankan enam aspek tersebut dengan sangat baik.
“Untuk kesadaran warga sekolah dalam merawat tanaman yang sudah ada perlu ditingkatkan,” pungkas Fafa. (Jon)