Terus Berbenah, SMPN 10 Purworejo Siap Menjadi Sekolah Adiwiyata

oleh
Kepala SMPN 10 Purworejo, Kasinah, S.Pd., M.M., di salah satu green house - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – SMPN 10 Purworejo kini terus berbenah menyiapkan diri menjadi Sekolah Adiwiyata, khususnya dalam menghadapi penilaian Sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten.

Untuk mewujudkan menjadi Sekolah Adiwiyata, dari pihak sekolah membentuk Kader Adiwiyata, yang diambil dari 10 siswa terbaik perkelas.

Kepala SMPN 10 Purworejo, Kasinah, S.Pd., M.M., menyebut, karena jumlah kelas secara keseluruhan ada 24, dari kelas 7, 8 dan 9, maka jumlah Kader Adiwiyata ini mencapai 240 siswa.

“Tiap hari secara bergantian, 40 kader bertugas mengurusi enam aspek lingkungan Adiwiyata, meliputi pengelolaan sampah (kebersihan), fungsi sanitasi dan drainase, penanaman pohon dan perawatannya, inovasi, konservasi energi dan konservasi air,” jelas Kasinah, Selasa (13/08/2024).

Maka diharapkan oleh sekolah, dengan adanya Kader Adiwiyata ini, mereka benar-benar bisa menjadikan sekolah yang nyaman dengan lingkungan yang bersih, hijau dan asri. Sehingga bisa menambah motivasi bagi bapak ibu guru di dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Lingkungan yang bersih dan nyaman, menurut Kasinah, menjadikan anak-anak kerasan, guru-guru juga nyaman untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah.

“Diharapakan seluruh warga sekolah juga memiliki kesadaran diri untuk selalu menjaga lingkungan dalam keadaaan bersih,” ungkap Kasinah, didampingi Waka Kesiswaan, Gono, M.Pd.

Gono menambahkan, dengan Kader Adiwiyata ini, bahwa nantinya sesuai dengan tujuannya supaya sekolah ini benar-benar bisa menjadi sekolah yang lingkungannya bagus, bersih ,asri , aman dan nyaman.

Karena sekolahnya juga sudah bagus, akhlak anak-anak juga bagus, sehingga mereka sudah benar-benar dari hati sanubari yang paling dalam, dengan kesadaran sendiri menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya.

“Kami juga membuat dua green house. Satu berisi sayur-sayuran dan buah. Di sana ada buah seperti melon dan sayuran seperti terong, lombok, tomat dan lainnya. Green house lainnya untuk tanaman obat atau toga (tanaman obat keluarga),” jelas Gono.

Dengan adanya green house ini, menurut Gono, diharapkan supaya anak juga terbiasa nantinya di rumah seperti itu. Mereka bisa menanam sayuran dan buah serta tanaman obat.Juga bisa dijadikan sumber belajar utamanya mata pelajaran IPA.

“Kader Adiwiyata ini akan menjalani workshop tentang tugas-tugas mereka dengan praktek secara langsung,” ujar Gono.

Dia berharap, warga sekolah betul-betul bisa menjaga kelestarian lingkungan sekolah karena kesadaran, bukan karena menghadapi penilaian Adiwiyata saja.

“Tapi sudah menjadi bagian dari kehidupan,” pungkas Gono. (Jon)