Puluhan Paket Pelatihan Ketrampilan Berbasis Kompetensi Digelar BLK Purworejo di 2024

oleh
Peserta tengah mengikuti salah satu pelatihan ketrampilan yang digelar UPT BLK Dinperintransnaker Kabupaten Purworejo - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Selama tahun 2024, UPT BLK Dinperintransnaker Kabupaten Purworejo telah sukses menyelenggarakan puluhan paket Pelatihan Ketrampilan Berbasis Kompetensi.

Puluhan paket pelatihan tersebut, dananya berasal dari berbagai sumber, yakni DAU, DAK, DBHCHT maupun APBD.

Kepala UPT BLK Dinperintransnaker Kabupaten Purworejo Sudarman, S.Sos., melalui Kasubag TU Soni Khatamson, S.P., menjelaskan, dari DAU, pihaknya mendapatkan 18 paket pelatihan, 16 paket dari pokir dewan dan 2 paket lainnya dari APBD (Musrenbang).

18 paket kegiatan tersebut dilaksanakan di 18 desa/ kelurahan, terdiri dari kejuruan menjahit, bahasa Inggris, las, pembuatan roti dan kue, stir mobil, motor dan sablon.

“Kita juga mendapatkan 21 paket pelatihan dari DBHCHT serta 1 pemagangan ke Jepang,” ujar Soni, Senin (30/12/2024).

Untuk pelatihan ketrampilan berbasis kompetensi yang bersumber dari APBN, kata Soni, dilaksanakan dalam tiga angkatan.

Pelatihan angkatan ke I ada 4 paket pelatihan yakni untuk kejuruan pembuatan roti dan kue, menjahit pakaian wanita dewasa, pengelolaan administrasi perkantoran, desainer grafis muda.

Pelatihan angkatan ke Il ada 4 paket pelatihan yakni untuk kejuruan teknisi telepon seluler perangkat keras, juru gambar bangunan gedung (Drafter), plate welder SMAW 3G UP-PF dan pemasangan instalasi otomasilistrik industri.

Untuk pelatihan angkatan ke III, ada tiga paket pelatihan, yakni untuk kejuruan pembuatan roti dan kue, pengoperasian mesin bubut dan servis sepeda motor injeksi.

“Dari BLK tidak hanya menggelar pelatihan saja, tapi juga membantu dalam penyaluran kerja,” ungkap Soni.

Dalam membantu penyaluran kerja ini, menurut Soni, pihaknya juga menjalin MoU dengan perusahaan-perusahaan yang ada di daerah melalui FKLPID (Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri Daerah), sesuai dengan kejuruannya.

Disampaikan, bahwa dengan adanya MoU tersebut, sangat membantu dalam hal penyaluran alumni. Meski diakui, dari jumlah lulusan yang ada, sebagian besar membuka usaha mandiri, seperti menjahit, las, pembuatan roti dan kue, bengkel, serta lainnya.

“Dengan adanya pelatihan-pelatihan ketrampilan ini, harapannya bisa mengurangi pengangguran terbuka dan juga meningkatkan kesejahteraan untuk mengurangi kemiskinan,” pungkas Soni. (Jon)