KORANJURI.COM – 7 siswa SMPN 31 Purworejo diterima di SMKN Jateng boarding dan semi boarding yang tersebar di berbagai wilayah, dalam SPMB (Sistem Penerimaan Murid Baru) tahun pelajaran 2025/2026.
Mereka merupakan bagian dari 186 siswa SMPN 31 Purworejo kelas IX tahun pelajaran 2024/2025 yang menjalani Purna Wiyata pada Sabtu (31/05/2025) lalu.
Ketujuh siswa ini : Fatih Reva Reinaldo (Teknik EIektronika Industri-SMKN Jateng Semarang), Gilang Maulana (Teknik Mesin-SMKN 1 Purworejo), Ponco Ardianto (Teknik Kelistrikan-SMKN 2 Wonosobo), Raditya Wisnu Atmaja (Teknik Pengelasan-SMKN Jateng Purbalingga), Aliya Riska (Tata Boga-SMKN 1 Kedawung), Daniel Kamandoko (Teknik Bodi Kendaraan Ringan- SMKN Jateng Pati) dan Gustiano Kristianto (Teknik Bodi Kendaraan Ringan-SMKN Jateng Pati).
Atas capaian ini, Plt Kepala SMPN 31 Purworejo Wahyu Kurnia Lestari, M.Pd., merasa bangga.
Hal ini, kata Wahyu, membuktikan bahwa memang pembelajaran di SMPN 31 Purworejo tidak kalah dengan yang lainnya. Bahwa apa yang sudah diperoleh anak-anak itu, mutu dan kwalitas pembelajarannya memang bagus.
“Kompetensi guru di SMPN 31 Purworejo juga sudah memenuhi apa yang dibutuhkan, karena itu memang sejalan antara hasil nantinya dengan peran guru di sekolah,” ujar Wahyu, Selasa (10/06/2025).
Sehingga ketika mereka di sekolah terbentuk dengan baik, sebut Wahyu, maka mereka bisa bersaing dengan siswa dari sekolah lain.
Capaian ini, menurut Wahyu, tak lepas dari peran guru BK (Bimbingan dan Konseling). Karena tugas BK memang membimbing anak-anak, minat/tujuannya mau kemana setelah lulus nanti dan merencanakannya setelah dari SMP.
“Awal kelas IX sudah ada perencanaan agar ketika lulus mereka punya cita-cita untuk bisa melanjutkan kemana ,” kata Wahyu, didampingi Koordinator BK, F. Sugeng Subagyo, S.Pd., M.Si.
Sugeng menambahkan, keberhasilan anak didiknya bisa diterima di SMKN Jateng, tak lepas dari sinergi Tim BK SMPN 31 Purworejo, yakni F. Sugeng Subagyo, S.Pd., M.Si., Mahendra Dewi, S.Pd., dan Siti Nur A’isyah, S.Pd.
“Kesadaran anak untuk melanjutkan kemana, masih harus banyak didampingi karena pengaruh hp dan sebagainya,” ujar Sugeng.
Setelah anak benar-benar mau, menurut Sugeng, baru dikumpulkan dengan menghadirkan orangtua, karena untuk bisa melanjutkan di SMKN Jateng haruslah seijin orangtua.
Minat kemana juga didasarkan pada tes IQ saat masuk di kelas 7. Meski dalam proses dan memasuki kelas 9 siswa sudah beda pemikiran.
“Kita mengarahkan kedepannya seperti apa. Karena memang untuk bisa masuk ke SMKN Jateng ini persaingannya sangat ketat,” jelas Sugeng.
Disampaikan, awalnya ada 14 siswa yang mendaftar di SMK Jateng. Namun setelah memasuki berbagai tahap seleksi, dari test tertulis, psikotes, wawancara hingga test kesehatan, akhirnya hanya 7 yang diterima.
SMKN Jateng, sebut Sugeng, memang diperuntukkan bagi siswa yang berasal dari keluarga pra sejahtera dan terdaftar di DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) serta secara akademik juga melejit.
Pihaknya bersyukur, dari SMPN 31 Purworejo tiap tahun pasti ada yang diterima di SMKN Jateng dengan jumlah bervariasi. Dan tahun ini termasuk yang terbanyak, meski sebelumnya juga pernah lebih dari 7 yang diterima.
“Kedepannya akan lebih kita tingkatkan lagi agar siswa bisa masuk ke SMKN Jateng, karena dari sekolah juga membantu penyaluran pasca lulus. Alumni kami, Irfan mendapat beasiswa kuliah di Jepang dan 2 siswa lainnya bekerja di Jepang setelah melanjutkan di SMKN Jateng,” pungkas Sugeng. (Jon)