Serunya Gelar Karya P5 di SMPN 35 Purworejo, Disaksikan Orangtua Saat Pengambilan Raport

oleh
Salah satu penampilan kelas 8 dalam Gelar Karya P5 bertema Kebhinekaan Tunggal Ika di SMPN 35 Purworejo - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – SMPN 35 Purworejo yang berada di Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, menggelar kegiatan Gelar Karya Siswa P5, Sabtu (22/06/2024), diikuti oleh siswa kelas 7 dan 8.

Gelar karya P5 ini bertema Kearifan Lokal dan Bangunlah Jiwa dan Raganya untuk kelas 7 dan tema Bhineka Tunggal Ika dan Kewirausahaan bagi kelas 8.

Dibuka oleh Ketua Komite Marijo, kegiatan yang dilaksanakan sebagai akhir dari pembelajaran semester genap ini, digelar bersamaan dengan penerimaan raport siswa.

Jadi orangtua siswa sebelum dan sesudah pengambilan raport, diminta untuk mengunjungi stand-stand yang menjual aneka produk makanan lokal/tradisional dan lainnya yang dikemas dalam kegiatan Market Day. Orangtua juga diharapkan untuk membeli produk-produk yang dijual siswa.

Mereka juga dihibur dengan penampilan siswa kelas 8 di panggung dengan pementasan seni dan budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Para orangtua, tampak antusias menyaksikan gelaran P5 yang berlangsung seru ini.

Kepala SMPN 35 Purworejo Budi Hartono, S.Pd., M.M., saat mengunjungi salah satu stand dalam Market Day, Sabtu (22/06/2024) – foto: Koranjuri.com

Kepala SMPN 35 Purworejo, Budi Hartono, S.Pd., M.M., menjelaskan, dalam gelar karya ini pihaknya sengaja mengundang komite karena untuk pendanaan terkait kegiatan ini mendapat dukungan dan fasilitasi dari komite.

“Terimakasih kepada orangtua dan komite yang telah peduli dan membantu menyukseskan kegiatan anak-anak dalam P5 ini,” ujar Budi, di sela kegiatan.

Gelar Karya P5 ini juga sengaja dibarengkan dengan penerimaan raport siswa, menurut Budi, agar orangtua melihat langsung bahwa pendanaannya dari mereka melalui komite, terealisasi dalam kegiatan gelar karya P5. Juga teori yang diberikan selama proses P5 diwujudkan dalam bentuk olahan makanan lokal yang dijual serta marketing untuk kelas 8.

“Kami juga mengundang anak-anak SD sekitar dalam rangka promosi untuk PPDB. Dengan melihat ini, minat anak-anak SD untuk sekolah di SMPN 35 sudah punya gambaran,” jelas Budi.

Selama pelaksanaan gelar karya ini, terang Budi, juga ada penilaian pada Market Day. Penilaian ini meliputi tiga kriteria. Untuk kelas 8 bertema Kewirausahaan yang dinilai hasil penjualan. Kelas yang bisa menjual dengan hasil omset tertinggi akan mendapat hadiah. Untuk kelas 7 bertema Kearifan Lokal yang dinilai variasi kreativitas dari makanan yang disajikan.

“Juga keindahan stand. Untuk hadiah para pemenang akan diberikan pada upacara hari pertama masuk sekolah. Itu sebagai Motivasi bagi lainnya untuk lebih semangat lagi dalam mengikuti kegiatan P5,” kata Budi.

Selaku ketua komite, Marijo sangat mendukung dengan kegiatan ini. Dia menilai, kalau tiap hari hanya ada di dalam kelas siswa akan jenuh. Dengan adanya kegiatan P5 ini membuka kreasi anak-anak untuk berwiraswasta. Dengan tampil di panggung melatih anak berani tampil di muka umum

“Harapannya anak-anak setelah lepas dari SMPN 35 Purworejo akan menjadi anak-anak yang mandiri dan bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan tidak menjadi anak yang pemalu,” ujar Marijo.

Wawan Triyanto, Ketua Panitia kegiatan P5 menjelaskan, Gelar Karya tersebut merupakan perwujudan dari karya anak-anak baik kelas 7 dan 8. Untuk kelas 7, dalam gelar karya ini bertema Kearifan Lokal dan Bangunlah Jiwa dan Raganya. Dalam Kearifan Lokal, siswa belajar membuat olahan makanan lokal seperti geblek, klepon,dadar gulung, kue lompong, putri ayu, dawet Ireng dan lainnya.

“Mereka mengorganisasikan dari penentuan bahan hingga pengolahan dan mengelola pemasarannya. Jadi siswa menentukan biaya yang dilakukan untuk ongkos produksi dan hasil penjualan, sehingga diketahui perhitungan rugi labanya,” jelas Wawan.

Yang kelas 8 bertema Kewirausahaan. Hampir sama dengan kelas 7, tapi fokus di pemasaran karena mereka hanya memasarkan produk yang sudah jadi, sehingga lebih leluasa dibanding kelas 7.

Untuk stand-stand, kata Wawan, dihias dengan kreatifitas masing-masing. Jumlah total 8 stand. Satu stand terdiri dari beberapa kelompok dalam satu kelas.

“Panggung untuk penampilan kelas 8 bertema Bhineka Tunggal Ika. Dalam hal ini siswa menampilkan berbagai kesenian tradisional, yakni dengan menyanyikan lagu-lagu tradisional dari berbagai daerah di Indonesia dengan menggunakan pakaian adat daerah yang dipilih. Untuk tema Bangunlah Jiwa dan Raganya raganya kelas 7, diisi dengan mengkampanyekan anti perundungan,” pungkas Wawan. (Jon)