Akhiri Pesantren Kilat, SMPN 13 Purworejo Gelar Peringatan Nuzulul Qur’an

oleh
Habib Abu Bakar bin Umar Assegaff saat memberikan tausiyah dalam peringatan Nuzulul Qur'an di SMPN 13 Purworejo - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Mengakhiri kegiatan Pesantren Kilat, SMPN 13 Purworejo menggelar kegiatan Peringatan Nuzulul Qur’an, Kamis (20/03/2025).

Diikuti semua siswa dari kelas 7, 8 dan 9, peringatan Nuzulul Qur’an menghadirkan Habib Abu Bakar bin Umar Assegaff dari Kedungwadas, Kedungsari, Purworejo.

Dalam tausiyahnya, Habib Abu Bakar menyampaikan tentang fadilah-fadilah bulan Ramadhan dan keutamaan-keutamannya. Diantaranya, orang yang menjalankan puasa di siang hari dan di malam hari melakukan ibadah, akan mendapatkan fadilah dihapus semua dosa-dosanya seperti bayi yang baru lahir.

Namun, kata Habib Abu Bakar, dengan tetap memenuhi kriteria yakni menjalankan syari’at Islam. Jadi bukan hanya puasa saja sama ibadah di bulan Ramadhan saja, tapi di bulan lain atau di hari-hari biasa juga melakukan.

“Diantaranya itu, namun sebenarnya masih banyak lagi fadilah-fadilah lainnya di bulan Ramadhan,” ujar Habib Abu Bakar.

Terkait Nuzulul Qur’an, sebenarnya Al Qur’an turun secara bertahap. Nuzulul Qur’an adalah peristiwa turunnya Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam, yang diyakini diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril.

“Peristiwa Nuzulul Qur’an terjadi pada malam 17 Ramadan, saat Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun, dan dianggap sebagai awal dari wahyu Al-Qur’an yang kemudian terus diturunkan selama 23 tahun,” kata Habib Abu Bakar.

Achmad Yulianto, S.Pd., selaku Kepala SMPN 13 Purworejo menjelaskan, sebelum peringatan Nuzulul Qur’an, kegiatan diawali dengan pentasyarufan zakat mall dari BAZNAS kepada 80 an siswa serta pentasyarufan zakat fitrah kepada PTT, GTT, siswa yang berhak menerima dan warga sekitar dan beberapa pondok pesantren.

“Tujuan kegiatan di Bulan Ramadhan ini untuk menambah penguatan iman dan taqwa, menumbuhkan rasa cinta pada Rosulullah,” terang Achmad Yulianto, di sela kegiatan.

Achmad Yulianto yang didampingi Muhammad Zaenal Nasikhin, S.Pd.,selaku ketua panitia kegiatan berharap, dengan adanya kegiatan-kegiatan di Bulan Ramadhan ini, tujuan puasa untuk mencapai derajat Muttaqin benar-benar bisa dicapai siswa yang sekarang disuarakan akan menjadi generasi emas.

Dan itu, kata Achmad Yulianto, mesti diawali dari peningkatan iman dan taqwa, sehingga akan menumbuhkan akhlak yang mulia, pekerja keras, nilai-nilai kejujuran.

Disampaikan pula, bahwa kemasan Pesantren Kilat dari Senin (17/03/2025) hingga Kamis (21/03/2025), berbeda dengan tahun sebelumnya. Untuk pemateri, dari semua guru. Jadi guru agama membuat materi dan jadwal, untuk selanjutnya dishare di grup. Guru agama bertugas membuat sistem dan mengkoordinir.

“Nah guru-guru yang bertugas memberikan materi mengambilnya dari grup. Jadi masing-masing guru tetap bertugas seperti biasa, memberikan materi ke kelas-kelas secara bergantian sesuai jadwal,” ungkap Achmad Yulianto.

Materi-materi Pesantren Kilat ini meliputi pengumpulan zakat fitrah, keistimewaan bulan Ramadhan, mengenal Lebih dalam makna wudhu, keistimewaan sholat Dhuha, adab terhadap orang tua, guru dan teman, doa harian anti lupa: biar hidup makin berkah, kewajiban, syarat dan rukun puasa, sejarah diangkatnya Nabi Muhammad menjadi rosul.

Santun di Medsos: Bijak Berkomentar, Sabar & Syukur: Kunci Hati yang Tenang, menjadi pribadi yang berakhlakul karimah, hal-Hal yang membatalkan puasa ramadhan, materi Kisah-kisah dalam Al-Qur’an, ketentuan zakat fitrah, mengendalikan emosi dan hawa nafsu, membiasakan senyum, salam, dan sapa, keistimewaan malam lailatul qodar.

Zaenal menambahkan, kegiatan penutupan pesantren kilat ini bertajuk ‘Kilau Iman di Penghujung Pesantren Kilat’ dengan tema ‘Membentuk Pelajar Qur’ani Cerdas dalam Ilmu dan Kokoh dalam Iman’.

“Memiliki makna agar pelajar di SMPN 13 Purworejo khususnya dalam ilmu agar ada semangat ghirah lagi untuk tolabilangilmi, menjadi siswa yang cerdas dan tidak tertinggal,” jelas Zaenal.

Menurutnya, dalam iman tidak hanya cerdas tapi juga kokoh, tidak tergoda dari perbuatan buruk. Karena banyak yang pinter tapi culas. Supaya bisa menjadi generasi emas masa mendatang maka butuh generasi yang cerdas serta dalam perilakunya di kesehariannya positif, salah satunya kokoh dalam iman.

“Kalau imannya kokoh,pasti perbuatannya akan didasari Al-Qur’an. Dimana Al Qur’an merupakan sebuah petunjuk untuk melakukan perilaku yang baik dan benar,” pungkas Zaenal. (Jon)

Habib Abu Bakar bin Umar Assegaff saat memberikan tausiyah dalam peringatan Nuzulul Qur’an di SMPN 13 Purworejo – foto: Koranjuri.com